JURNAL SOREANG - PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin optimis ketahanan pangan Jawa Barat akan terus meningkat berkat Padi Gembira Salibu atau sering disebut juga Padi Salibu.
Hal itu disampaikan saat Bey menghadiri panen Padi Gembira Salibu di wilayah Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Sabtu 13 Januari 2024.
Ia menjelaskan, Padi Salibu merupakan salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas atau peningkatan produksi.
Dilanjutkannya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi budidaya Padi Salibu seperti tinggi pemotongan batang sisa panen, varietas, kondisi air tanah setelah panen, dan pemupukan.
Sebagai informasi, Padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas atau dipangkas.
Tunas Padi Salibu kemudian akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah.
Baca Juga: RAMALAN CINTA ZODIAK 14 Januari 2024! Virgo, Cancer, dan Leo Romantisme Sedang Mengudara Hari Ini
Nantinya, tunas tersebut akan mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang yang lama.
Bey mengungkapkan, Padi Salibu dipanen 5 hingga 7 kali dalam setahun dengan sekali panen mencapai 7 ton.
"Saya melihat panen ini dari cara dan namanya Salibu yang diangkat dari Sumatera Barat, minimal 5 kali dan bisa sampai 7 kali panen," ucap Bey dalam keterangannya, Sabtu pagi.
Baca Juga: 128 Peserta Ikuti Turnamen Tenis Meja Sadar Cup 2024 Se-Kabupaten Bandung, 13-14 Januari 2024
Adapun dalam teknis pelaksanaan budidaya Padi Salibu, tambahnya, biaya produksi bisa menurun hampir 40 persen.
"Biaya menurun hampir 40 persen tapi hasil produksi meningkat. Jadi bayangkan saja, satu kali panen 7 ton berarti 5 dikali 7 jadi 35 ton," bebernya.
Bey menilai, hasil panen padi menggunakan teknik konvensional berbeda jauh dengan sistem budidaya Padi Salibu.
"Kalau cara konvensional, paling banyak 3 kali panen dalam satu tahun dan 1 kali panen paling 5 atau 6 ton," tuturnya.
Selain hasil panen yang lebih sedikit dari sistem budidaya Padi Salibu, sambung Bey, teknik produksi padi menggunakan cara konvensional juga tergolong mahal.
Hal itu karena dalam teknik produksi padi konvensional, diperlukan sejumlah tahapan untuk memulai lagi penanaman setiap habis panen.
Baca Juga: Daftar Caleg Partai Ummat di DCT DPRD Kabupaten Bandung Semua Dapil 1-7 pada Pemilu 2024
"Kalau ini (Padi Salibu) tinggal hanya ditaruh saja. Semestinya dengan cara ini, Jawa Barat akan lebih baik produksinya," harapnya.
Guna meningkatkan produktivitas budidaya Padi Salibu, pihaknya melalui Dinas Pertanian Jawa Barat akan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada para penyuluh.
"Ini mendukung ketahanan pangan di Jawa Barat, keyakinan untuk bertani. Nanti Pak Kadis akan melakukan sosialisasi atau pelatihan kepada penyuluh-penyuluh," pungkas Bey.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang