JURNAL SOREANG.- Bukan hal mudah bagi para santri suara Alkasyaf menghasilkan buku tafsir setebal 1.000 halaman. Apalagi buku-buku rujukan kitab tafsir seperti Tafsir Jalalain, tafsir Ibnu Kasir dan lain-lain juga terbatas sehingga para santri kadang berebut kitab.
"Kitab tafsir hasil santri ini juga diperoleh dengan cara para penulisnya dikarantina selama dua bulan. Kami hanya membaca dan belajar soal ilmu tafsir lalu menulis dengan rujukan kitab-kitab tafsir klasik," kata Pengasuh Pesantren Duafa Alkasyaf, Giovani Van Rega atau Mang Geo.
Baca Juga: Hebat, Santri Duafa Alkasyaf Lahirkan Kitab Tafsir Seribu Halaman
Para siswa dimasukkan ke ruangan dari pukul 7.00 sampai 22.00 dan gak boleh keluar ruangan sampai selesai menulis tafsir.
"Meski para santri bisa saja awalnyadipaksa, namun akhirnya berterima kasih. Sebab akhirnya bisa menghasilkan karya kitab tafsir murni hasil karya santri setebal 1.000 halaman," katanya.
Baca Juga: Ada Garansi Kehilangan Sandal di Masjid yang Awalnya untuk Bendung PKI