Dorong Program Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Sekolah, SMPN 1 Soreang Membentuk Tim Ini

- 30 Januari 2024, 17:01 WIB
Enceng kepala SMPN 1 Soreang saat menggelar rapat koordinasi bersama guru, komite untuk membentuk tim pencegahan kekerasan anak di lingkungan sekolah.
Enceng kepala SMPN 1 Soreang saat menggelar rapat koordinasi bersama guru, komite untuk membentuk tim pencegahan kekerasan anak di lingkungan sekolah. /Rustandi /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG – Untuk mendorong suksesnya program pemerintah dan merealisasikan intruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), SMPN 1 Soreang membentuk tim pencegahan, penanggulangan kekerasan anak (TPPKA) di Sekolah.

Hal tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan mendeteksi dini dengan berkolaborasi Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Bandung.

"Ya, rapat ini untuk membentuk tim agar bisa mendeteksi dini dan kolaborasi kunci untuk mencegah kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah," Kata Enceng kepala SMPN 1 Soreang, Selasa 30 Januari 2024.

Baca Juga: Inilah 10 Rekomendasi Hadiah untuk Kado Peringatan Imlek 2024, Cocok Diberikan ke Orang Tersayang

Menurut Enceng, pihaknya sangat mendukung program pemerintah, khususnya untuk melakukan pencegahan dan kekerasan anak di sekolah.

"Tentu, kami sangat mendukung program untuk menekan kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan pemkab Bandung baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah, baik kekerasan fisik maupun verbal," jelasnya.

Enceng mengatakan, selain tenaga pendidik dan kependidikan, pihaknya juga mendapat dukungan dari Komite sekolah.

"Pasti, kami bersama guru sangat mendukung untuk menyelenggarakan berbagai program, baik melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) atau Disdik Kabupaten Bandung," katanya.

Baca Juga: Bisa Jadi Ide Nih! 10 Rekomendasi Kado untuk Hadiah Peringatan Imlek 2024

Lebih lanjut, Enceng menjelaskan, kunci untuk dapat berhasil menekan kasus kekerasan terhadap anak adalah deteksi dini dan kolaborasi semua pihak.

Sebagai contoh, lanjut Enceng, bisa dilakukan di lingkungan sekitar, diantaranya kawan sebaya, guru, orang tua dan masyarakat sekitar anak diharapkan mampu mendeteksi gejala kekerasan yang dialami anak dari perubahan perilakunya.

"Jangan abai dengan perubahan perilaku anak, segera lakukan pendekatan jika anak tiba-tiba menjadi lebih pendiam dari biasanya dan selalu menyendiri. Apalagi ada tanda-tanda anak mengalami kekerasan pada fisiknya," katanya.

Oleh sebab itu, tambah Enceng, melalui kolaborasi antara semua pihak bisa melakukan program tersebut dalam rangka mencegah tindakan kekerasan terhadap anak.

Baca Juga: Pusing Cari Hadiah? Cek Dulu 10 Referensi Kado Perayaan Imlek 2024, Gak Perlu Bingung Lagi Ya!

"Guru, dalam hal ini tidak hanya guru Bimbingan Konseling (BK), tetapi semua guru harus memahami bentuk-bentuk kekerasan, seperti kekerasan verbal, kekerasan psikis dan kekerasan fisik agar bisa mencegah dan mengatasinya jika terjadi," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah