Di sisi lain, Myra memaparkan urgensi adanya perubahan pola pikir terkait upah pekerja sektor pariwisata yang masih rendah.
Menurutnya, pariwisata bukan hanya kendaraan ekonomi semata, tetapi juga menjadi kendaraan untuk mendorong pelestarian lingkungan.
Di akhir pidatonya sebagai bentuk tindak lanjut, Myra menegaskan pentingnya kerja sama antarkementerian atau lembaga dengan peran yang jelas dalam mengembangkan pariwisata Nusantara.
Ia menekankan perlunya transformasi dalam pendekatan pariwisata, yang tidak hanya berlandaskan sumber daya alam tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi, guna mencapai keberlanjutan dan pemajuan kebudayaan.
"Kita memasuki era di mana pariwisata bukan lagi sekadar industri, melainkan menjadi bagian dari upaya pemajuan budaya dan persatuan bangsa.
Dengan semangat ini, diharapkan pariwisata Nusantara akan terus menjadi jembatan menuju pemahaman dan kekaguman terhadap kekayaan budaya Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, yang juga tidak kalah menarik di hari keempat KKI 2023 adalah diskusi mengenai “Melindungi Budaya, Mengembangkan Pariwisata” bersama Manajer Yayasan Bambu Lestari, Nurul Firmansyah dan Pakar Arkeologi Publik, Daud Aris Tanudirjo.
Manajer Yayasan Bambu Lestari, Nurul Firmansyah, dengan penuh semangat menegaskan, "Agroekologi bambu harus ditempatkan sebagai strategi pemberdayaan masyarakat, membangun pasar berbasis ekologi, dan membuka kampus bambu untuk memperkuat budaya dan kearifan lokal."****