Hari Kedua Kongres Kebudayaan Indonesia 2023, Berikut Persoalan yang Dibahas

- 28 Oktober 2023, 05:46 WIB
Hari kedua Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2023 masih diwarnai dengan diskusi mendalam dan pertukaran gagasan antara para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan kebudayaan.
Hari kedua Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2023 masih diwarnai dengan diskusi mendalam dan pertukaran gagasan antara para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan kebudayaan. /Kemendikbudristek/

Oleh karenanya, Damayanti juga mengajak semua pihak untuk memahami bahwa pangan bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga simbol kebudayaan yang diwariskan melalui berbagai tradisi dan ritual adat di Nusantara.

Transformasi sistem pangan, menurutnya, haruslah berdasarkan pada pengakuan akan kekayaan budaya Indonesia.

"Kedaulatan pangan bukan sekadar persoalan ekonomi, tetapi juga merupakan cerminan dari identitas dan keberagaman budaya yang memperkaya peradaban kita. Dengan memahami dan menghormati warisan budaya kita, kita dapat membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Damayanti menyerukan kolaborasi dan tindakan bersama demi memastikan ketersediaan pangan yang memadai untuk semua warga Indonesia.

 

Pada hari kedua  juga berlangsung diskusi bertemakan "Merawat Maestro untuk Regenerasi Kebudayaan" yang dihadiri oleh beberapa narasumber berpengalaman. Mereka berkomitmen dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.

Ada seniman Melati Suryodarmo, budayawan Butet Kartaredjasa, Abroorza Ahmad Yusra sang penerima Dana Indonesiana, Felencia Hutabarat dari Dewan Kesenian Jakarta, hingga Ninie Susanti dari Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia.

Dalam diskusi ini, Butet Kartaredjasa mengemukakan kebutuhan akan pengakuan terhadap kecakapan maestro di berbagai bidang, termasuk bidang pangan. Ia menyoroti pentingnya dokumentasi dan pewarisan arsip kebudayaan untuk memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan budaya di masa mendatang.

“Karena pewarisan atas arsip maestro dapat menjadi sumber pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi masa depan kebudayaan,” jelas Butet.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah