Seminar Persiapan Karier 4 UIN Bandung: Saat Kewirausahaan Berbasis Budaya dan Lingkungan

- 17 Mei 2023, 10:33 WIB
Unit Pelaksana Teknis Pusat Karier UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Persiapan Karier 4 bertajuk Kewirausahaan Berbasis Budaya dan Lingkungan yang dibuka oleh Anggita Rahmi Hafsari, M.Si., Sekretaris Pusat Karier, mewakili Dr. Hj. Betty Tresnnwaty, M.I.Ko., CPR., CICS., CICSS.
Unit Pelaksana Teknis Pusat Karier UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Persiapan Karier 4 bertajuk Kewirausahaan Berbasis Budaya dan Lingkungan yang dibuka oleh Anggita Rahmi Hafsari, M.Si., Sekretaris Pusat Karier, mewakili Dr. Hj. Betty Tresnnwaty, M.I.Ko., CPR., CICS., CICSS. /UIN SGD/


JURNAL SOREANG- Unit Pelaksana Teknis Pusat Karier UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Persiapan Karier 4 bertajuk Kewirausahaan Berbasis Budaya dan Lingkungan yang dibuka oleh Anggita Rahmi Hafsari, M.Si., Sekretaris Pusat Karier, mewakili Dr. Hj. Betty Tresnnwaty, M.I.Ko., CPR., CICS., CICSS., Ketua Pusat Karier di Aula Abdjan Soelaeman, Selasa 16 Mei 2023.

Seminar Persiapan Karier 4 yang diikuti oleh 360 peserta ini menghadirkan narasumber, Dr. Maylanny Christin MSI, Dosen Prodi S2 Ilmu Komunikasi Universitas Telkom dan Rita Destiwati, S.S., M.Si, Dosen S1 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom yang dipandu oleh Roni Rodiana.

Dalam sambutanya, Sekretaris Pusat Karier menyampaikan Seminar Persiapan Karier 4 diharapkan bisa membuka jalan dan wawasan mahasiswa UIN Bandung tentang berbagai jenis bisnis yang berbasis budaya dan lingkungan.

 

“Tentunya, bukan hanya mengasilkan pendapatan tapi juga bisa melestarikan budaya dan lingkungan,” tegasnya.

Dr. Maylanny Christin MSI membahas tentang nilia-nilai budaya dalam berwirausaha. Dengan mengutip budaya dalam berbisnis dari Pacanowsky dan O’donnell Trijulo sebagai pencetus teori budaya sebuah organisasi mengatakan, budaya adalah suatu cara hidup didalam sebuah organisasi.

“Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Budaya organisasi juga mencakup semua simbol mulai dari tindakan, rutinitas, percakapan dan sebagainya.”

Geertz menyatakan bahwa orang orang adalah hewan yang bergantung dalam jaringan kepentingannya.

Baca Juga: 13 Guru Besar Mendaftar pada Pemilihan Rektor UIN Bandung 2023-2027, Siapa Saja?

“Gambaran mengenai laba laba bukan tanpa tujuan, ia yakin bahwa budaya seperti jaring yang dipintal oleh laba laba. Yang artinya jaring ini terdiri atas desain yang rumit, dan tiap tiap jaring berbeda dengan yang lainnya.”

Mengenai ini yang dapat ditawarkan kepada pasar (market) “untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik (physical goods), jasa (services), pengalaman (experiences), peristiwa (events), orang (persons), tempat (places), properti (properties), organisasi (organizations), informasi (information), dan ide (ideas),” jelasnya.

Cara mengingkatkan tingkat produk diperlukan hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).

Pertama, Manfaat inti (core benefit). Layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. “Seorang tamu hotel membeli istirahat dan tidur,” contohnya.

 

Kedua, Produk dasar (basic product). Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. “Dengan demikian, kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis, meja rias, dan lemari pakaian,” paparnya.

Ketiga, Produk yang diharapkan (expected product), yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.

“Tamu hotel mengharapakan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu baca, dan kadar ketenangan tertentu,” ujarnya.

Keempat, Produk yang ditingkatkan (augmented product). Pemasar menyiapkan produk yang melampaui harapan pelanggan. Di negara-negara maju, persaingan dan penentuan posisi merek (Brand Positioning) berlangsung pada tingkat ini.

Baca Juga: Saat Madrasah dan Sekolah Islam Pembangunan UIN Jakarta Belajar kepada SMP PCI, Ini Kata Dadan Wildan

“Untuk negara-negara yang sedang berkembang, kebanyakan persaingan berlangsung pada tingkat posisi produk yang diharapkan (Product positioning). Contohnya fasilitas Wi-Fi, TV channel, ruang rapat,” paparnya..

Kelima, Calon produk (potential product), Meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang. Contohnya layanan antar jemput hotel-bandara, city tour.

“Kita ketahui secara bersama Rumah Makan Sunda yang awalnya warung tenda yang saat ini menjadi Restoran ternama. Ini sesuai dengan peribahasa sunda yaitu “cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok” (tetesan air menimpa batu lama-lama jadi berlubang): Upaya sedikit demi sedikit yang dilakukan terus menerus lama-lama akan membuahkan hasil,” tandasnya.***

 Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah