Wow Indahnya Gelaran Fesyen Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari

- 9 Desember 2022, 20:53 WIB
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan “Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari”.
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan “Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari”. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG-Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan “Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari”.

Kegiatan dalam bentuk pagelaran fesyen dan pameran tenun ini digelar di kawasan Candi Borobudur dengan menggandeng desainer kawakan yakni Edward Hutabarat.

Edward Hutabarat yang dikenal sebagai sosok dengan kepakaran wastra Nusantara ini sukses menggelar presentasi karyanya yang mengangkat eksplorasi kain tenun Nusantara khas Sumba.

Baca Juga: Ibu Negara Iriana Joko Widodo Buka Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tekun Tenun Indonesia 2022, Ini Pesannya

Koleksi tenun yang ditampilkan merupakan hasil dari kerja sama Edward Hutabarat dengan para artisan lokal yang begitu menginspirasinya sejak ia melakukan perjalanan ke tanah Sumba, sekitar 20 tahun silam.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyebutkan bahwa kegiatan fashion show adalah kegiatan yang penting dan baik untuk mengangkat dan mengampanyekan kearifan lokal dengan kekinian.

Bagi Hilmar, sangat penting hasil karya Edward ditampilkan. Terlebih hasil karyanya mengangkat budaya dan hasil karya Nusantara, salah satunya Sumba.

Baca Juga: Unik! Di Desain Seperti Topi Tenun Tradisional Stadion Al Thumama Qatar Siap Digunakan untuk Piala Dunia 2022

"Yang beda dari fashion show kali ini karena mengangkat hasil karya kerajinan Nusantara. Bahkan cuaca pun tidak menjadi halangan dalam pelaksanaan ini. Walaupun hujan di Kawasan Candi Borobudur namun kita tetap jalan karena antusias dari seluruh pendukung acara," ungkap Hilmar.

Dirjen Hilmar berharap bahwa ke depan akan terus bermunculan hasil-hasil karya nusantara. Kemendikbudristek akan mendukung dan selalu terbuka dalam hal pelestarian budaya. “Asalkan apa yang akan dimunculkan dan pesannya harus kuat," tekannya.

Sebagaimana wastra Nusantara lain yang sarat akan nilai budaya yang tinggi, kain tenun Sumba memiliki keindahan dari motif yang variatif dan nilai filosofis yang harus tetap dijaga. Hal tersebut yang membuat Edward Hutabarat selalu menjaga pakem dari kain tersebut ketika mengembangkannya.

Baca Juga: Gelar Indonesia Day, KBRI Tokyo Kenalkan Pembuatan Tenun Ikat dan Resmikan PKBM Keempat di Jepang

Edward menilai pentingnya pakem ini karena Kain Sumba (juga kain-kain peradaban dari kepulauan lain) adalah Kain Peradaban. Mereka dicipta untuk melengkapi sebuah seremoni, mulai dari kelahiran, perkawinan, hingga kematian.

Di balik keindahan kain tenun ini, ada serangkaian proses yang panjang dan tidak mudah. Hal ini juga yang turut merepresentasikan kesabaran penenun lokal dalam membuat kain tenun tersebut.

“Dari mulai memintal sendiri benang dari kapas hingga nantinya menjadi kain, ada satu proses yang disebut Kabakil yaitu teknik akhir dalam menyelesaikan sehelai Kain Sumba, yang dikerjakan dengan arah tenunan berlawanan dan dipelintir,” jelas Edward.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah