Kemendikbudristek Dukung Refleksi Budaya Melalui Ubud Writers and Readers Festival

- 15 Oktober 2021, 06:03 WIB
Tahun ini, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Direktorat Jenderal Kebudayaan mendukung penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival ke-18 pada 8—17 Oktober 2021 di Ubud, Bali.
Tahun ini, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Direktorat Jenderal Kebudayaan mendukung penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival ke-18 pada 8—17 Oktober 2021 di Ubud, Bali. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek terus berupaya memberikan dukungan terhadap penguatan bahasa dan budaya Indonesia di ajang internasional.

Tahun ini, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Direktorat Jenderal Kebudayaan mendukung penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival ke-18 pada 8—17 Oktober 2021 di Ubud, Bali. Tema yang diangkat adalah “Mulat Sarira”, atau dalam bahasa Indonesia berarti Refleksi Diri.

Melalui tema tersebut, Ubud Writers and Readers Festival 2021 mencoba mengeksplorasi refleksi diri, introspeksi budaya, dan hak asasi manusia, yaitu menilik siapa diri kita, apa yang menyatukan dan memisahkan kita, dan apa yang mendorong setiap tindakan kita.

Baca Juga: Alhamdulillah 173.329 Guru Honorer Lulus Ujian Seleksi Pertama ASN PPPK Tahun 2021, Ada yang Gelar Syukuran

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim  didampingi oleh Kepala Badan Bahasa, E Aminudin Aziz, dan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid,  mengapresiasi penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival di masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Ia mengatakan, Ubud Writers and Readers Festival adalah ruang yang merdeka bagi semua orang untuk saling berefleksi, bertukar ide, dan berbagi harapan. Festival ini menjadi kesempatan untuk melihat lebih dalam ke diri sendiri, melatih “Mulat Sarire” sebagai petunjuk menjalani hidup setelah pandemi.

Ia berharap festival ini dapat memperdalam pemahaman atas diri sendiri, orang lain, juga lingkungan dan alam sekitar. Sebuah Refleksi Budaya akan membukakan mata dan jalan untuk maju ke panggung global dengan karya-karya anak bangsa yang menggugah dan bermakna.

Kini, tuturnya, para pelaku budaya di Indonesia juga berhak merasakan kemerdekaan dalam belajar dan berkarya.

Baca Juga: Lestarikan Budaya! Kang DS: Setiap Hari Rabu, Lingkungan Pemkab dan Sekolah Diwajibkan Berbahasa Sunda

Ia kemudian menjelaskan beberapa program prioritas di bidang kebahasaan dan kebudayaan yang digagas Badan Bahasa dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek.

Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek telah menjalankan program residensi sastrawan ke wilayah 3T sebelum masa pandemi, dan berbagai program lainnya.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x