Dua Kelompok Ini Paling Rentan Pendidikannya Akibat Pandemi Menurut Menteri Pendidikan ASEAN

- 6 Oktober 2021, 07:25 WIB
foto: logo ASEAN. Hasil pertemuan masalah pendidikan negara-negara Asean menyoroti pemulihan pendidikan akibat pandemi /asean.org
foto: logo ASEAN. Hasil pertemuan masalah pendidikan negara-negara Asean menyoroti pemulihan pendidikan akibat pandemi /asean.org /Hening Prihatini/ASEAN.org

JURNAL SOREANG- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, menghadiri pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 (5th EAS EMM) yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan ASEAN Plus Three Education Ministers Meeting ke-5 (5th APT EMM).

Pertemuan tersebut bertujuan untuk memantau perkembangan dan rencana kerja sama pendidikan dalam lingkup kerja sama antarnegara anggota ASEAN, ASEAN Plus Three (APT), dan East Asian Summit (EAS). Dirjen Iwan memberikan apresiasi kepada seluruh negara yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung pada tanggal 29 September s.d. 1 Oktober 2021 secara virtual itu.

Peserta yang hadir saling bertukar cerita bagaimana mereka menghadapi tantangan di sektor pendidikan selama pandemi Covid-19. Iwan berpendapat bahwa setiap negara memiliki definisi masing-masing terkait pemulihan pasca Covid-19. Namun, setidaknya ada dua benang merah yang sama.

Baca Juga: Peduli Masyarakat Saat Pandemi, Dosen Biologi Unsil Berikan Penyuluhan Penguatan Pangan

“Setidaknya ada kesamaan pada dua aspek definisi pemulihan pandemi. Pertama, kelompok yang terpinggirkan dan rentan adalah yang paling terkena dampak pandemi. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk tertinggal. Jadi, apakah kita akan menutup atau membuka kembali sekolah, menerapkan pembelajaran digital atau hibrida, kita harus mengatasinya. Dengan kata lain, upaya pemulihan harus inklusif,” ucapnya.

Kedua, lanjut Iwan, karena berbagai keterbatasan akibat pandemi, kehilangan pembelajaran menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi.

Karena alasan yang sama, pembelajaran sangat terfokus pada bagaimana siswa dapat memperoleh keterampilan atau kompetensi dasar. “Melek huruf dan berhitung menjadi prioritas dalam pemulihan, di samping pentingnya mengembangkan soft skills dan pendidikan karakter,” ujarnya.

Baca Juga: Bimbel dan Les Privat yang Tren Saat Pandemi, Ini 5 Tips Mendirikannya

Dalam pidatonya, Dirjen GTK juga memberikan informasi Indonesia akan diamanahi dunia untuk memegang ketua G20, serta mengharapkan Menteri-Menteri negara ASEAN Plus Three untuk memberikan dukungan, terutama dalam Education Working Group.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x