“Hari ini kami telah mamanen ayam di TEFA Modern Closed House Kampus IPB dengan masa produksi 35 hari dan bobot ayam rata-rata 2,4 kilogram per ekornya,” ujar Rektor IPB, Arif Satria.
Menurut Arif, TEFA Modern Closed House ini menjadi contoh yang sangat baik bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk belajar peternakan modern yang dikelola secara profesional dan menguntungkan.
"Pengembangan peternakan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana industri di dalam kampus karena akan semakin mengakrabkan mahasiswa dengan industri. Upaya ini mendorong peningkatan kompetensi mahasiswa agar siap memasuki dunia industri,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Unit Bisnis Kemitraan PT. Charoen Pokphand Indonesia, Yosef Arisanto, mengatakan, dengan adanya Closed House ini membuat proses ternak menjadi lebih efisien. “Kecepatan tumbuh semakin lebih singkat, cost untuk menghasilkan bobot satu kilogram lebih rendah serta produktivitas akan semakin meningkat,” ujarnya.
Dalam laporannnya, Dekan Sekolah Vokasi IPB, Arief Daryanto, mengatakan kandang modern ini dilengkapi dengan Digital Mobile Surveillance System (DMSS). Dengan adanya DMSS, kandang dapat dikelola dan dimonitor dari rumah melalui ponsel pintar.
“Nantinya kandang juga akan dilengkapi dengan berbagai sensor canggih seperti untuk mengukur kadar amoniak, pertumbuhan berat badan, dan sebagainya,” ujar Arief.
Baca Juga: Sebar Hoax, Ketua KNPB Merauke Papua Diamankan Satgas Nemangkawi
Tidak hanya closed house, lanjut Arief, ke depan Sekolah Vokasi IPB juga akan segera menyelesaikan TEFA berupa green house untuk hortikultura dan membangun fasilitas akuakultur dengan teknologi e-fisheries.***