Para Dosen Wajib Publikasikan Karya Ilmiah sebagai Tanggung Jawab Sosial

- 19 Februari 2021, 09:34 WIB
Salah satu kegiatan Fakultas basdab dan Humaniora UIN SGD untuk peningkatan mutu dosen.*
Salah satu kegiatan Fakultas basdab dan Humaniora UIN SGD untuk peningkatan mutu dosen.* /HUMAS UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Bagi seorang dosen, publikasi karya ilmiah itu sangat penting, sebagai perwujudan kemampuan dan keahliannya dalam bidang ilmu yang ditekuni.

Demikian penegasan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati (SGD), Dr. H Setia Gumilar, M.Si, Kamis, 18 Februari 2021 di kampusnya. Sebelumnya Setia membuka micro teaching dihadiri oleh unsur dekanat, ketua/sekretaris Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), Bahasa dan Sastra Arab (BSA), dan Sastra Inggris (SI).

Menurut Dr Setia, dosen tidak hanya profesional dan kompeten dalam hal mengajar, tetapi juga harus memiliki tanggung jawab sosialnya. “Menulis jurnal, artikel, laporan penelitian, maupun karya ilmiah lainnya, menjadi tanggung jawab sosialnya, dalam rangka menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan pengabdiannya kepada masyarakat. Jadi, menulis itu sangat substantif bagi seorang dosen,” ujarnya.

Baca Juga: Hasil Liga Eropa Real Sociedad vs Manchester United, Cetak 2 Gol, Bruno Fernandes Tak Ingin Jumawa

Ia menegaskan kembali komitmen pihak fakultas akan selalu mendorong semua dosen yang memiliki semangat dalam menulis dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal bereputasi nasional dan internasional.

“Para calon dosen pun harus lebih unggul, karena usianya yang masih muda dan enerjik. Diharapkan, semangat menulisnya mampu membangkitkan animo para mahasiswa untuk sama-sama gemar menulis,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan I Dr H Dadan Rusmana, M.Ag, CHS menjelaskan, Micro-teaching diikuti oleh sembilan calon dosen yang akan mengajukan statusnya menjadi Tenaga Edukatif (TE).

Baca Juga: Alhamdulillah, 9 Dosen Kampus Ini Tersertifikasi Keahlian Internasional

Mereka adalah dari Jurusan Sejarah Peradaban Islam 4, Bahasa dan Satra Arab 2, dan Sastra Inggris 3. “Kegiatan ini wajib diikuti oleh para calon dosen yang akan mengajukan TE,” katanya.

Dijelaskan, selain syarat pengajuan TE, kegiatan ini digelar untuk penguatan teknik mengajar yang sangat menunjang tugas profesional dosen. Kesembilan calon dosen diberi waktu 20 menit untuk menampilkan kompetensi pedagogiknya.

“Ini bukan ujian, tetapi lebih ke penguatan kemampuan atau keterampilan dosen dalam mengelola suatu proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan mahasiswa,” jelas Dr Dadan.

Baca Juga: Kampung Adat Mahmud Selama Ini Belum Dikembangkan Jadi Wisata Religi dengan Baik, Kang DS Mulai Melirik

Kemampuan pedagogik para calon dosen akan kelihatan saat menyesuaikan diri dengan mahasiswa yang beraneka ragam fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moralnya.

“Kita juga akan tahu bagaimana penguasaan materi dan sumber ajar, cara berkomukasi, serta metode yang tepat dalam mengajar," katanya. ***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah