Ternyata Machiavelli Itu Relijius Lho, Ini Hasil Kajian Mahasiswa

- 17 Desember 2020, 19:05 WIB
SUASANA sidang/munaqasyah attikel ilmiah aebagai pengganti skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN SGD
SUASANA sidang/munaqasyah attikel ilmiah aebagai pengganti skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN SGD /humas UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Munaqasyah artikel ilmiah kali kedua digelar Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD). Munaqasyah adalah sidang tugas akhir mahasiswa untuk meraih gelar sarjana tanpa mwmbuat skripsi. 

Fakultas ini menerapkan skripsi dapat diganti dalam bentuk artikel yang diterbitkan di jurnal ilmiah. Ketentuan munaqasyah artikel ilmiah sejalan dengan arah kebijakan Menteri Agama dan Rektor UIN SGD. Seiring dengan situasi pandemi, arah kebijakan menetapkan skripsi dapat diganti dengan artikel ilmiah.

Adalah Nashar Akbar Muhammad, Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) FU UIN SGD rtikel berjudul “Etika dalam Konsep Politik Machiavelli" yang ikut program ini. Akbar dipersilahkan untuk presentasi artikel selama 15 menit.

Baca Juga: Lulus Tanpa Skripsi Bisa di Kampus Ini

“Niccolo Machiavelli adalah tokoh humanis dengan etika nilai-nilai relijius. Ini berbanding terbalik dengan sejumlah literatur yang ada. Namun, artikel ini tidak bermaksud membantah temuan-temuan sebelumnya," kata Akbar.

Artikel ini bertujuan menyajikan “cetak biru” dari pemikiran tokoh ini sesuai konteks ketika ia hidup di Abad 14.

"Penulis berpijak pada dua teori utama yaitu teori keadilan John Rawls dan teori politik Aristoteles. Di mata Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Sementara menurut John Rawls konsep keadilan menekankan masyarakat harus turut aktif dalam diskursus dan bukanlah menyamaratakan peran dalam lapisan masyarakat. Dua teori ini saya pinjam untuk menelusuri jalan pikiran Niccolo,” tutur Akbar.

Baca Juga: Pakai Selang Oksigen di Hidung, Begini Kondisi Terkini Wakil Bupati Bandung Terpilih Sahrul Gunawan

Peneliti memilih murni studi kepustakaan dalam arti tidak terjun ke lapangan. Ia menggali data dari sumber primer karya Machiavelli, yaitu “The Prince” dan “Discourses” di samping sumber pendukung lainnya. Sedangkan interpretasi digunakan analisis konten (conten analysis) hingga ditarik kesimpulan.

“Saya memulai pembahasan dengan pemaparan kehidupan tokoh, khususnya pendidikan dan karier politik. Saya juga menyajikan masa renaissance yang tidak bisa dilepaskan dalam membentuk pemikiran Machiavelli. Dari situ, saya masuk ke pemikiran tokoh tentang etika dan konsep politik,” lanjut Akbar.

Pada bagian diskusi, artikel ini berusaha mendialogkan teori utama, pertanyaan penelitian, penelitian terdahulu, dan konteks. Penulis menemukan bahwa tokoh ini mengembangkan pemikiran etika yang dibangun dari nilai-nilai relijius.

Baca Juga: Bersepeda dengan Hanya Gunakan Bra dan Celana, Wanita Cantik Ini Kumpulkan sekitar Rp190 juta

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x