Monolog Edukatif: Kembali ke Akar Sejarah dengan Pertunjukan di Tepi Sejarah Musim Ketiga, Artis Terkenal Ikut

24 Desember 2023, 07:41 WIB
Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media menggelar pertunjukan “Di Tepi Sejarah” untuk musim ketiga. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG – Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media menggelar pertunjukan “Di Tepi Sejarah” untuk musim ketiga.

Berbeda dengan sebelumnya, Di Tepi Sejarah musim pertama dan kedua ditayangkan secara daring di kanal Indonesiana TV. Sementara untuk kali ini, selain ditayangkan secara daring, Di Tepi Sejarah musim ketiga juga dapat disaksikan secara langsung di Teater Salihara.

Di Tepi Sejarah merupakan sebuah seri monolog yang menceritakan tentang tokoh-tokoh yang ada di tepian sejarah.

 

Mereka mungkin kurang disadari kehadirannya dan tersisih dalam catatan besar sejarah bangsa, namun tetap menjadi bagian dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menyambut baik hadirnya seri terbaru monolog Di Tepi Sejarah.

Dirinya menuturkan bahwa Di Tepi Sejarah merupakan salah satu sarana dalam memberikan literasi hingga edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak muda.

"Banyak kisah sejarah inspiratif yang sebelumnya kurang dikenal terutama oleh anak-anak muda, entah karena kurangnya akses ke sumber literasi atau bahkan kurangnya minat untuk mempelajari sejarah tersebut. Namun dengan adanya monolog Di Tepi Sejarah ini, anak-anak muda dapat kembali mempelajari sejarah yang hampir terlupakan tersebut, dan bahkan dapat menjadi bagian dari edukasi." pungkas Mahendra baru-baru ini.

Baca Juga: Fadly Juara 1 Katagori Pelajar dan Tri Monoca Juara 1 Katagori Mahasiswa/Umum Dalam Festival Monolog DKKC ke-2

Ditemui secara terpisah, Happy Salma selaku pendiri Titimangsa dan produser pementasan pun melihat antusias dari para guru, pelajar, serta masyarakat umum yang menonton pertunjukan Di Tepi Sejarah hingga merasa perlu untuk meneruskan serial monolog ini yang bahkan sekarang sudah sampai memasuki musim ketiganya.

Di Tepi Sejarah merupakan ruang kolaborasi bagi segala macam disiplin ilmu dalam menghadirkan sebuah karya seni pertunjukan. Tokoh-tokoh yang dihadirkan tidak hanya merupakan para tokoh yang berada Di Tepian Sejarah, namun juga punya relevansi bagi peradaban bangsa.

"Sungguh menarik karena kita bisa melihat tokoh yang diangkat melalui sudut pandang orang-orang terdekatnya seolah ada lapisan-lapisan perasaan atau peristiwa lain yang dialami para tokoh. Karya-karya yang dihadirkan tak lepas dari hasil riset, sebab ini merupakan karya interpretasi, yang nantinya dapat disaksikan oleh khalayak yang lebih luas,” terang Happy Salma.

 

Di sisi lain, Produser Di Tepi Sejarah dari KawanKawan Media, Yulia Evina Bhara, menambahkan, penayangan program Di Tepi Sejarah di Indonesiana TV diharapkan menjadi jembatan pertemuan antara tokoh-tokoh sejarah kita dengan penonton yang lebih luas, khususnya kaum muda.

"Awalnya penayangan secara daring adalah upaya untuk menjangkau penonton yang lebih luas di masa pandemi ketika program Di Tepi Sejarah di inisiasi, namun ternyata animo dari masyarakat yang terlihat dari maraknya resensi yang dibuat oleh pelajar, mahasiswa, dan guru membuat kami melihat bahwa selain untuk hiburan, Di Tepi Sejarah juga dapat menjadi tontonan yang membuka ruang-ruang diskusi terkait tokoh-tokoh yang ada dalam sejarah Indonesia yang jarang dibicarakan.” katanya.

Pentas Suamiku Oto dan Bel Pintu
Serial monolog Di Tepi Sejarah musim ketiga yang dilaksanakan di Teater Salihara dimulai dengan pementasan bertajuk Suamiku Oto dan Bel Pintu.

 

Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) tidak hanya merupakan sejarah penting bagi perjalanan Indonesia sebagai sebuah negara. Masa empat tahun yang penuh ketegangan itu juga telah mengubah arah perjalanan hidup banyak orang.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler