Refleksi Akhir Tahun 2022 dengan FWP, Pimpinan Fakultas Uninus Jabarkan Makna Kampus Aswaja

28 Desember 2022, 21:22 WIB
Refleksi Akhir Tahun dan Menyambut Tahun 2023 bersama Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar di Rektorat Uninus, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa 27 Desember 2022. /Asep GP/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung terus berbenah guna menjadi kampus unggul dan berkualitas yang tetap memegang teguh nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.

Berbagai upaya dan terobosan pun telah dilakukan Uninus di sepanjang tahun 2022.

Mulai dari perbaikan dan penambahan sarana prasarana, peningkatan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) hingga layanan bagi seluruh sivitas akademika.

Baca Juga: 3 Profesor Unpad Bergabung ke Uninus untuk Dongkrak Peringkat Unirank

Bahkan, prestasi akademik maupun non-akademik berhasil ditorehkan Uninus selama setahun terakhir.

Salah satu upaya Uninus dalam meningkatkan kualitas SDM adalah menambah syarat kelulusan yang bukan hanya skripsi sebagai tugas akhir.

Pasalnya, Uninus juga mendorong mahasiswanya membuat jurnal sebagai syarat alternatif agar bisa lulus dari kampus.

Baca Juga: Media Sosial (Medsos) Uninus Menjad Raih Juara Satu Medsos PTS Terbaik se-Jabar Banten

Wakil Ketua Yayasan Pembina Uninus, Prof. Obsatar Sinaga menerangkan, syarat jurnal sebagai tugas akhir mahasiswa adalah upaya meminimalkan kecurangan.

Sebab hingga kini, masih ditemukan kasus skripsi lama yang direplikasi agar bisa lulus.

Sebagai contoh, Prof. Obi sapaan Obsatar Sinaga mengungkapkan, ada kasus ketika mahasiswa mereplikasi dan mengubah skripsi lama.

Hanya untuk menggugurkan tugas akhirnya, mahasiswa tersebut mengubah skripsi yang telah dipakai 9 tahun lalu.

Baca Juga: Serangan Covid-19 Makin Ganas, Ini Cara Uninus Menyiasatinya

"Jangankan sembilan tahun, tiga tahun aja dosen sudah lupa. Karena itu, dibuat alternatif jangan hanya skripsi. Boleh skripsi, karya, jurnal berbentuk legal standing dari sebuah perjanjian atau proses hukum," ujar Prof. Obi dalam acara Refleksi Akhir Tahun dan Menyambut Tahun 2023 bersama Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar di Rektorat Uninus, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa 27 Desember 2022.

Dijelaskan Prof. Obi, aturan pembuatan jurnal sebagai alternatif tugas akhir merupakan kebijakan kampus yang ada dalam peraturan otonomi akademik.

Kebijakan tersebut adalah kewenangan universitas atau rektorat, sehingga bukan aturan tetap dari kementerian terkait.

Baca Juga: Pelaku Pencabulan Puluhan Santriwati Dikaitkan dengan Uninus, Ini Jawaban Rektor Uninus

Atas dasar itu, Uninus menerapkan sistem tersebut dan memberikan keleluasaan bagi mahasiswa agar tidak hanya membuat skripsi sebagai tugas akhir.

Mahasiswa Uninus diperbolehkan membuat jurnal nasional dengan akreditasi Sinta (Science and Technology Index) atau jurnal internasional terindeks Scopus.

"Tidak dipatok Sinta semua, karena jumlahnya sedikit. Sekali publish Sinta, satu kampus paling banyak hanya enam. Kalau mahasiswa lebih dari lima terus Sinta-nya penuh dia terlunta-lunta. Jadi selain sinta, juga jurnal internasional," ujarnya.

Baca Juga: Kompetisi Esai Prodi Perpustakaan dan Informasi FIKOM Uninus Resmi Ditutup, Ini Daftar Juaranya

Tak kalah penting, beber Prof. Obi, penerapan aturan tersebut juga sebagai upaya menjadikan Uninus sebagai kampus swasta unggul. Sebab, jurnal mahasiswa yang terpublikasi sangat berpengaruh terhadap ranking Uninus. 

"S3 kita hampir 900 orang. Saya cek di Google, jurnal publikanya cuma 30 sekian. Disertasinya tebal tapi tidak dipublikasi. Kalau 900 dipublikasi, pasti Uninus rangking 1. S3 wajib jurnal meski bikin disertasi. Kalau abal-abal tidak boleh sidang," tegasnya.

Selain menerapkan aturan pembuatan jurnal untuk meningkatkan SDM, Uninus juga memboyong sejumlah guru besar, yakni Prof. Suryana Sumantri sebagai dosen S3 Program Studi (Prodi) Ilmu Pendidikan, Prof. Imas Siti Setiasih bersama Prof. Dadi Suryadi menjadi dosen di Prodi Pertanian hingga Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTI Wilayah IV, Prof. Endang Komara.

Baca Juga: Mantul, KBMI Uninus Raih Juara dalam Kategori Stand Online di Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia

Sementara itu, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Uninus Bandung, Abdul Holik memaparkan Uninus adalah kampus Islam yang senantiasa menjaga budaya lama, namun tetap mengadopsi budaya-budaya baru yang lebih baik.

"Jadi kita tidak anti dengan perkembangan zaman, pembelajaran lewat internet, zoom dan lain-lain karena beberapa dosen sudah melakukan itu," tutur Abdul.

FAI, kata dia, memiliki  Strata 3 (S3) Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam.Selama ini, rata-rata Prodi S3 hanya Pendidikan Islam, sehingga Pendidikan Agama Islam yang dimiliki Uninus menjadi satu-satunya di Jawa Barat.

Baca Juga: Jilbab Tak Halangi Ikeu Rosita, Mahasiswi Uninus, Berkarier dari Atlet Futsal, Sepak Bola, dan Kini Rugbi

Ketua Ikatan Alumni (IKA) Uninus, Nukaddis Nasher yang turut hadir, memberikan beberapa poin penting agar Uninus bangkit.

Dalam kesempatan tersebut, dipaparkan juga berbagai prestasi yang telah diraih Uninus maupun para mahasiswa selama setahun terakhir. Di antaranya, penghargaan dari Kemendikbudristek bagi Sendi Cornelia (mahasiswi FKIP) karena berhasil meraih medali emas, cabang olahraga futsal beregu (putri) pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XVII.

Kemudian, tim futsal putra Uninus berhasil keluar sebagai juara pertama dalam Unfari Futsal Championship, turnamen futsal antar perguruan tinggi se-Jawa Barat. Terbaru, Uninus meraih penghargaan nasional dari Ditjen Diktiristek dalam ajang “Malam Anugerah Diktiristek 2022” untuk kategori Perguruan Tinggi Swasta Subkategori Media Sosial.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler