Perguruan Tinggi Diharapkan Bisa Mereplika Program Flagship Kampus Merdeka, Ini Maksudnya

14 November 2022, 21:41 WIB
Dialog Pendidikan yang menjadi salah satu rangkaian acara dalam Festival Kampus Merdeka di Bali. Dialog ini diikuti oleh Dirjen Diktiristek; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Universitas Pendidikan Ganesha, Gede Rasben Dante /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Nizam, mendorong perguruan tinggi untuk merancang dan menyelenggarakan program-program dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara mandiri.

Menurutnya, perguruan tinggi dapat mengadaptasi enam program unggulan atau flagship yang telah diselenggarakan oleh Kemendikbudristek), yang memberi mahasiswa hak belajar di luar kampus selama dua semester.

“Program _flagship_ yang diselenggarakan secara nasional ini sejatinya hanyalah sebuah model atau percontohan, dan perguruan tinggi diharapkan dapat mereplika atau mengadaptasi ide dari program _flagship_ tersebut dalam bentuk program-program MBKM yang dirancang dan diselenggarakan secara mandiri,” kata Nizam di Bali, Senin 14 November 2022.

Baca Juga: Roadshow Kampus Merdeka Fair Hadir di Politeknik Negeri Jakarta, Ini Tanggapan Nadiem Anwar Makarim

Hal ini disampaikan pada Dialog Pendidikan yang menjadi salah satu rangkaian acara dalam Festival Kampus Merdeka di Bali. Dialog ini diikuti oleh Dirjen Diktiristek; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Universitas Pendidikan Ganesha, Gede Rasben Dantes; serta Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Aliridho Barakbah.

Kebijakan MBKM sendiri diluncurkan pada tahun 2020 silam sebagai sebuah langkah transformasi pendidikan tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Program ini menjadi penting karena setiap perguruan tinggi memiliki otonomi dan fleksibilitas untuk merancang dan menjalankan kebijakan MBKM yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing untuk membekali mahasiswa siap terjun di dunia kerja, atau yang disebut sebagai Kampus Merdeka Mandiri.

Baca Juga: Pemerintah Ingin Wujudkan Generasi Inovatif dan Kolaboratif melalui Wirausaha Merdeka, Ini Caranya

Menurut Nizam, kolaborasi antarpemangku kepentingan adalah hal yang krusial dalam menciptakan program pembelajaran di luar kelas.

Perguruan tinggi harus bergandengan tangan dan bergotong royong dengan pemerintah, swasta, masyarakat industri, dan media, atau yang disebut sebagai sinergi pentahelix, demi membangun sumber daya manusia unggul dengan semangat kemerdekaan dan semangat Kampus Merdeka.

“Di zaman yang terus menerus berubah dengan pesat, di mana segala perkembangan dan kemajuan teknologi menuntut kita semua untuk melakukan adaptasi, pengalaman menghadapi situasi-situasi yang riil menjadi penting dan harus berjalan bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilakukan di ruang-ruang kelas,” terangnya.

Baca Juga: Majukan Industri Fesyen Vokasi lewat Implementasi Merdeka Belajar dan Kolaborasi Antarmitra

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Diksi mengungkapkan bahwa MBKM menjadi salah satu langkah untuk mengikis kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia industri dalam berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan.

Khususnya pendidikan vokasi, serta membantu menyiapkan lulusan yang lebih adaptif dan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.

Sampai dengan saat ini kebijakan Kampus Merdeka telah memberikan kesempatan bagi ratusan ribu mahasiswa vokasi dan akademik untuk terus belajar dan berkembang dalam meningkatkan _hardskills_ dan _softskills_, juga mencari pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat untuk masa depan di dalam berbagai program flagships Kampus Merdeka.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler