Tali temali dari tali sabut yang dipintal. Pengumpul dari kayu tahan tidak patah untuk dikayuh serta dipaut sebagai kemudi dalam keadaan angin biar bagaimanapun kencangnya
Baca Juga: Mau Anak Cerdas dan Berprestasi? Ustadz Adi Hidayat Bocorkan 3 Amalan Ini, Insya Allah Jadi Pintar
Sebelum perang Dunia II, lomba kolek sangat populer di daerah Moro, Karimun, Pulau Penyengat, Lobam, Kundur, Ngenang, Pulau Buluh, Kasu dan Pulau Terung di Kepulauan Riau.
Secara layak, lomba kolek diterima oleh pemerintah Belanda menjadi salah satu acara hiburan rakyat pada setiap hari memperingati 31 Agustus dan sekarang menjadi permainan rakyat untuk memeriahkan perayaan 17 Agustus.
Sampai saat sekarang permainan lomba kolek menjadi permainan rakyat yang tetap dilaksanakan setahun sekali secara mentradisi.
Teknis Permainan Kolek
Lazimnya, permainan ini dimulai dari jam 09.30 dan berakhir pada pukul 13.00, antara jam tersebut angin sedang berhembus kencang, rata dan pasang pun sedang penuh yang memberi kemungkinan besar bagi kolek-kolek itu diperlombakan.
mempersiapkan suatu arena di pinggir pantai yang terbuka baik dari laut maupun dari darat guna menampung angin yang menjadi sumber perlombaan kolek itu.
Sebab, tanpa angin yang berhembus dengan baik maka perlombaan tidak akan berlangsung dengan memuaskan.