JURNAL SOREANG - Jenis permainan ini terdapat pada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai seperti di Kecamatan Teluk Sebong dan Tambelan.
Pada awalnya lomba kolek diadakan dalam rangka mencoba miliknya selepas turun galang saja.
Hal itu hanya dilakukan oleh para nelayan dengan kolek nelayannya, tidak merupakan alat pertandingan khusus.
Baca Juga: Sansana: Sastra lisan yang Epik dari Suku Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah, Berikut Paparannya
Namun, permainan ini berkembang di masyarakat sehingga pada zaman Kekuasaan Sultan Riau pada abad XVII.
Permainan tersebut menjadi semakin populer, karena pada saat itu Sultan menawarkan hadiah yang besar buat para pemenang lomba tersebut.
Tekong atau juru mudi kolek yang menjuarai perlombaan biasanya langsung diangkat menjadi pengawal istana, ada yang dipersunting dengan dayang-dayang istana.
Baca Juga: 15 Orang Tewas dalam Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Polisi: Masih Diidentifikasi
Pada masa sekarang lomba kolek menjadi hobby, jika dahulu lomba kolek tidak ada peraturan khusus secara mengikat, namun kini perlombaan kolek sudah dilengkapi dengan peraturan yang disepakati bersama.
Adapun kolek-kolek lomba ini biasanya dibuat dari kayu yang agak ringan, dan kuat daya apungnya seperti medang, pulai dan rengas rapak, layar terbuat dari kain ataupun belacu.