Network
JURNAL SOREANG – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Menparekraf) Sandiaga Uno, kini tengah berusaha menggenjot sektor kuliner Indonesia. Sandi percaya, sektor kuliner ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk datang berkunjung ke tanah air.
Program ‘Indonesia Spice Up The World’ merupakan salah satu program, dari pengembangan potensi kuliner Indonesia yang dilakukan oleh Kemenparekraf beserta Sandiaga Uno. Program ini diusung mengingat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor kuliner, khususnya rempah-rempah.
“Ini yang kita lagi kerjakan, kita mau diaspora kita di luar negeri, restoran-restoran kita di luar negeri nanti mulai diberikan insentif. Diberikan satu program secara masif, kita mulai mereplikasi beberapa program yang sukses. Misalnya, membuat standarisasi resep makanan tertentu seperti rendang,” kata Sandiaga Uno, seperti dikutip Jurnal Soreang dari kanal Youtube Kemenparekraf.
Baca Juga: Buah Simalakama Dunia Pariwisata Indonesia di Masa Pandemi, Sandiaga Uno: Lumayan Mumet
Negara Indonesia, kata Sandiaga Uno, sejak dulu dikenal ke seluruh dunia sebagai negeri penghasil rempah-rempah (spice) dunia. Popularitas inilah yang akan Sandiaga Uno beserta jajaran Kemenparekraf gunakan, untuk mengenalkan kuliner Indonesia ke seluruh dunia.
“Kalau kita melihat kuliner Indonesia, saya yakin pariwisata dan ekonomi kreatif secara keseluruhan akan bangkit setelah pandemi Covid-19 ini. Kuliner kita ini ada budayanya, sejarahnya ada. Kalo pariwisata mau bangkit, harus ada sejarah dan nilai ekonominya,” ucap Sandiaga Uno.
Selain membicarakan tentang program kuliner ‘Indonesia Spice Up The World’ yang sedang digarap Kemenparekraf, Sandi juga sedikit mengungkap makanan favoritnya.
Baca Juga: Ini Langkah Menparekraf Sandiaga Uno untuk Bangkitkan Pariwisata, Saung Angklung Udjo Juga Dibantu
“Jadi ini makanan kesukaan saya (pare), dulu selalu disiapkan sama keluarga. Setelah menikah, istri saya juga selalu ngingetin paling tidak seminggu sekali, ada sajian sayur pare ini. Kadang-kadang sama ikan teri, tempe, dan sering polos juga (parenya saja),” ujar Sandi.
