Sampah Bisa Jadi Ganjalan Kebangkitan Pariwisata, Benahi Saat Pandemi

- 28 November 2020, 18:46 WIB
Pengunjung objek wisata Kawah Putih sedang berfoto di bibir kawah. Lokasi ini pun sering digunakan sebagai spot foto prawedding. Pengelola obyek wiaata harus perhatokan soal sampah.
Pengunjung objek wisata Kawah Putih sedang berfoto di bibir kawah. Lokasi ini pun sering digunakan sebagai spot foto prawedding. Pengelola obyek wiaata harus perhatokan soal sampah. /Dok @kawahputih_official/

JURNAL SOREANG- Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih menyatakan, sampah bisa jadi ganjalan kebangkitan pariwisata Indonesia kalau masih tak bisa ditangani dengan baik. Untuk itu, dia mendorong agar di masa-masa pandemi Covid-19 ini digunakan untuk perbaikan aspek-aspek lingkungan pada sektor pariwisata di Indonesia.

“Saat masih banyak obyek wisata yang ditutup seperti ini, saya pikir waktu yang tepat untuk kita melakukan pembenahan-pembenahan pariwisata, terutama pada aspek lingkungan,” ujar Fikri dalam pernyataannya, Sabtu, 28 November 2020.

Fikri berpendapat, ada beberapa isu lingkungan yang bisa menghambat pariwisata yang perlu mendapat perhatian.
"Pertama, soal waste management. Saya memberi contoh kondisi sampah di Bali yang sangat memprihatinkan dan telah diliput oleh salah satu media internasional," ujarnya.

Baca Juga: Bukan Hanya Ajay, Ini Wali Kota Cimahi yang Pernah Ditangkap KPK

Menurut penelitian yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, tercatat timbulan sampah di Provinsi Bali sebanyak 1,6 juta ton per tahun dengan rata-rata timbunan per hari 4281 ton. Dari jumlah tersebut, 52 persen di antaranya belum tertangani dengan baik.

“Ini bisa menjadi kampanye negatif untuk Bali,” kata doktor ilmu lingkungan tersebut.

Isu kedua adalah mengenai konservasi. Fikri menyebutkan, perlu memerhatikan carrying capacity dan ecological footprints karena sumber daya kita terbatas. Ia menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu saat memimpin kunjungan kerja ke Borobudur.

Baca Juga: Empat Tantangan Turunkan Berat Badan Selama Bekerja dari Rumah. 'Gojali dan Bungah' Jadi Atensi

“Borobudur itu ada kapasitasnya, maksimal 128 orang dalam satu waktu secara bersamaan naik di lingkungan stupa, tetapi dinaiki oleh ribuan orang. Ini tentu bahaya bagi kelestarian Borobudur,” ujar anggota DPR asal Tegal tersebut.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x