Ini Alasan Beberapa Negara Punya Timnas Basket dengan Banyak Pemain NBA Kalah di FIBA Worls Cup 2023

- 8 September 2023, 18:37 WIB
Ilustrasi FIBA Basketball Basketball World Cup 2023
Ilustrasi FIBA Basketball Basketball World Cup 2023 /ANTARA/HO-FIBA/

 

JURNAL SOREANG - Pergelaran FIBA Basketball World Cup 2023 menghasilkan beberapa pertandingan dengan hasil yang mengagetkan. Bukan tanpa alasan, timnas negara yang banyak menggunakan pemain NBA justru kalah dengan beberapa negara yang komposisi pemainnya hanya sedikit bermain di NBA dan banyak bermain untuk tim lokal atau tim luar non-NBA.

Contohnya Australia. Pecinta basket pun heran dengan Australia yang pakai sembilan pemain dari NBA masih kalah melawan Slovenia yang hanya ada Luka Doncic saja untuk pemain NBA. Selain Australia, Prancis yang bawa tiga pemain NBA bahkan kalah dengan Latvia yang hanya mengandalkan Davis Bertans sebagai pemain NBA. Sebagai perbandingan, performa Rudy Gobert yang merupakan pemain NBA asal Prancis jauh diatas Davis Bertans yang sedang terseok-seok karena cedera. Mengapa hal ini terjadi?

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Cerita Basket yang diupload pada 7 September 2023, menurut banyak pecinta basket, Prancis dan Australia harusnya lolos hingga semi final FIBA Basketball World Cup 2023. Faktanya, di pertandingan ronde kedua sudah gugur.

Baca Juga: Stres Karena Max Verstappen Mendominasi Formula One Musim Ini, Toto Wolff: Rekornya Cuma Dicatat Wikipedia

Sebagai gambaran, timnas basket Prancis pada pergelaran FIBA Basketball World Cup 2014 dan 2019, bertengger diperingkat ketiga dan membawa medali perunggu. Saking bagusnya, timnas basket Prancis pernah mengalahkan Amerika Serikat sebanyak dua laga di ajang besar. Satu kali di FIBA Basketball World Cup 2019 dan Olimpiade 2020.

Yang mengejutkan adalah Amerika Serikat tidak pernah kalah selama 17 tahun sebelum dikalahkan Prancis di Olimpiade 2020. Meski begitu, Prancis hampir meraih emas di Olimpiade 2020 karena dibalas Amerika Serikat di final. Tapi di FIBA Basketball World Cup 2023, Prancis sudah kalah dua kali dan kekalahan keduanya terjadi di ronde pertama. Kalah melawan Kanada yang banyak diisi pemain NBA, masih wajar. Namun sangat tidak disangka jika kalah melawan Latvia yang hanya ada Davis Bertans untuk pemain NBA.

Pelatih timnas basket Prancis, Vincent Collet menyebut ini mimpi buruk. Bahkan Nicolas Batum, pemain Los Angeles Clippers pun takut kembali ke negaranya karena pencapaian ini.

Timnas Australia juga tidak kalah memalukan karena membawa sembilan pemain NBA. Dari sembilan pemain, ada dua yang pernah mendapatkan penghargaan dari NBA, yaitu Josh Giddey yang pernah meraih NBA All-Rookie Second Team tahun 2022 dan berpotensi menjadi pemain bintang di NBA, serta Matisse Thybulle yang pernah masuk NBA All-Defensive Second Team di 2021 dan 2022.

Baca Juga: Firli Bahuri Tepis Tudingan Pemeriksaan Cak Imin Bermuatan Politis: KPK Lembaga Independen!

Sembilan pemain NBA dari Australia itu tidak berdaya melawan Slovenia yang hanya ada Luka Doncic dari NBA serta Jerman. Beberapa faktor alasan Australia kalah di kompetisi ini. Pertama, awalan yang kurang bagus. Di quarter pertama sudah kalah 11:5 dan daftar pemain yang kurang seimbang. Jock Landale harus menepi karena cedera dan Matisse Thybulle yang bermain rata-rata 14 menit per pertandingan.

Yang tidak kalah penting adalah akurasi tembakan tiga poin yang buruk. Timnas Australia hanya punya 34,4 persen akurasi tembakan tiga poin. Chris Goulding yang meeupakan pemain bintang di Australia malah tidak dimainkan. Jadi, timnas Australia hanya two man show atau dua pemain yang menonjol, yaitu Patty Mills dan Josh Giddey. Kedua pemain Australia ini masuk tiga besar rataan poin, rebound, assist, dan efisiensi.

Ini mengingatkan kita pada Oklahoma City Thunder musim 2013/14 yang mengandalkan Russel Westbrook dan Kevin Durant. Akhirnya tim ini klaah melawan San Antonio Spurs di Final Wilayah Barat dengan kedudukan 2-4.

Untuk Amerika Serikat, mereka kalah melawan Lithuania yang hanya ada satu pemain NBA karena permainan kolektif dari Lithuania dan telat panas dari Amerika Serikat. Meski panas di babak kedua, itu tidak menolong negeri Paman Sam terhindar dari kekalahan. Bahkan, mereka kalah dari Brazil yang dimana Raul Neto, pemain NBA asal Brazil tidak dimainkan karena cedera.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Warna Tembok Dapur yang Dapat Berikan Suasana Enak Dipandang

Untuk Kanada, dalam hal bertahan memang bagus, tapi mereka mengandalkan Shai Gigeous-Alexander untuk mencetak poin. Terbukti dengan Shai punya rata-rata 28,2 poin per game. Dibawah Shai, ada Kelly Olynyk dengan rata-rata 13,6 poin per game. Meski begitu, dua negara di Amerika Utara ini lolos delapan besar FIBA Basketball World Cup 2023.

Salah satu tuan rumah FIBA Basketball World Cup 2023, yaitu Filipina gagal lolos fase grup dan bertanding untuk memperebutkan peringkat ke-17 hingga ke-32. Hingga berita ini dibuat, Filipina berhasil mengalahkan China. Sekadar informasi, setelah melewati fase grup, 16 negara yang lolos akan bermain di fase grup untuk mencari delapan besar. Bagi yang lolos delapan besar, bermain dengan format fase gugur. Jika kalah, mereka akan bertanding memperebutkan peringkat layaknya kompetisi Asian Men's Volleyball Championship 2023. Sementara yang tidak lolos delapan besar, peringkat akan diatur berdasarkan selisih poin jika total kemenangannya sama. Ini mirip dengan sepak bola. Aturan ini berlaku juga pada fase grup perebutan peringkat ke-17 hingga ke-32.

Selain timnas dari beberapa negara, kita bahas timnas yang tidak kuat dalam olahraga basket namun pencapaiannya di FIBA Basketball World Cup 2023 meningkat. Yang pertama ada Jepang. Tuan rumah yang ini masuk grup neraka bersama Jerman, Finlandia, dan Australia. Banyak yang memprediksi Jepang tidak akan lolos fase grup dan main untuk memperebutkan peringkat ke-17 hingga peringkat ke-32. Finlandia hanya ada Lauri Markanen untuk pemain NBA, Jerman ada empat pemain NBA, dan Australia punya sembilan pemain NBA. Jepang berhasil mengalahkan Finlandia.

Di sisi lain, Sudan Selatan berhasil kalahkan China. Berkat kekalahan China akhirnya Jepang menjadi peringkat satu untuk zona Asia dan Sudan Selatan menduduki peringkat satu zona Afrika. Kedua negara ini lolos ke Olimpiade 2024 yang bagi kedua negara itu merupakan pertama kalinya lolos Olimpiade.

Baca Juga: Muncul Rumor Pep Guardiola Akan Melatih Timnas Inggris, Begini Skuadnya Jika Beneran Terjadi

Selain karena cedera dan keslaahan pada timnas itu sendiri, alasan utama negara seperti Australia atau Prancis yang cukup kuat tampil mengecewakan dan sebaliknya adalah kompetisi ini bukan kompetisi utama seperti FIFA World Cup. Kompetisi utama basket adalaah Olimpiade. Maka dari itulah, banyak pemain NBA banyak yang tidak ikutan kompetisi ini. Sebagai contoh, skuad Amerika Serikat pada FIBA Basketball World Cup 2019 rata-rata diisi oleh pemain muda NBA. Namun berbeda di Olimpiade 2020, semua skuadnya diisi oleh pemain terbaik Amerika Serikat seperti Kevin Durant, Damian Lillard, Devin Booker, dan beberapa bintang NBA lainnya.

Meski begitu, kita yang ada di Jakarta patut bersyukur karena bisa melihat secara langsung pemain NBA bermain di Indonesia Arena. Kita juga bisa melihat negara yang tidak kuat dalam basket malahan tampil apik, serta kita tak kenal dengan beberapa pemain basket karena kurang terkenal sekarang menjadi tahu dengan pemain basket itu berkat penampilannya yang bagus. Lagipula mereka-mereka yang tidak atau kurang kita kenal bisa saja bermain di NBA kalau penampilannya bagus dan menarik perhatian tim NBA. ***

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Youtube Cerita Basket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah