JURNAL SOREANG - Jika sepakbola lebih mahal daripada nyawa maka kita akan memilih hidup tanpa sepak bola.
Sebuah kalimat yang dapat menggambarkan tentang tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang.
Label Liga dagelan bahkan Liga settingan bahkan telah lama menghinggapi nama besar Liga 1 Indonesia.
Namun tampaknya bertambah satu lagi gelar itu yaitu Liga tragedi, tragedi yang telah merenggut ratusan nyawa tak hanya dari pihak suporter tapi juga dari pihak kepolisian.
Bahkan ada balita diantara korban jiwa di sana kemarahan para suporter yang turun ke lapangan.
Memaksa terjadinya gesekan antara tubuh suporter dan pihak pengamanan dengan yang satunya pamit ke keluarga untuk menonton sepak bola.
Sedangkan yang satunya lagi pamit untuk mengamankan pertandingan, namun keduanya pulang hanya tinggal nama.
Ini bukan lagi sebuah kecelakaan, namun telah menjadi sebuah tragedi tragedi yang menunjukkan jika menonton sepak bola di negeri ini bukan lagi hanya sekedar hiburan belaka.