Berikut 7 Kejadian Miris di Sepakbola Hingga Pemain Sampai Meninggal Dunia

- 27 April 2022, 21:19 WIB
Adres Escobar, pemain bek Kolombia/tangkap layar Youtube/Matapolisit19
Adres Escobar, pemain bek Kolombia/tangkap layar Youtube/Matapolisit19 /

JURNAL SOREANG -- Daftar Ancaman Pembunuhan Sepanjang Sejarah Piala Dunia, Ada yang akan Dicemplungkan ke Laut, ada yang Disekap di bawah Todongan Senjata, sampai ada yang Dibunuh Beneran

Pada bagian satu dan dua yang lalu, ancaman pembunuhan itu hampir selalu terjadi pada para pemain piala dunia, dan pada bagian ketiga ini membuktikan, piala dunia memang lekat dengan ancaman tersebut.

Bukan hanya pada piala dunia modern ancaman pembunuhan itu ada, tapi pada piala dunia masa lalu pun ancaman tersebut juga sudah ada.

Berikut ini daftar ancaman pembunuhan yang terjadi pada piala dunia tahun 1962 di Chile dan mundur ke belakang pada piala-piala dunia sebelumnya.

Baca Juga: Piala Dunia 2002 Paling Kontroversial! Italia Terpuruk, Ada Dalang di Balik Kekalahan Gli Azzuri, Siapa Dia?

1. Piala Duni 1962
Pada piala dunia tahun 1962 di Chile, dua wartawan Italia (Antonio Ghirelli dan Corrado Pizzineli) dicari massa di Santiago. Pasalnya, mereka menulis negatif tentang Chile (kumuh, miskin, tak layak, dll).

Orang Chile pun marah, tapi dua wartawan itu sudah menyingkir di bandara untuk menyelamatkan diri. Sebagai gantinya, seorang wartawan Argentina digebuki warga karena disangka wartawan Italia tadi.

Konflik pun berlanjut di lapangan. Saat Chile bertemu Italia di grup 2, suasananya sudah bukan pertandingan lagi, tapi pertempuran. Mereka saling meludah.

Baca Juga: Kenangan Piala Dunia 2002, Muncul Tim Underdog Hingga Kemenangan Kontroversial, Italia Jadi Korban!

Menit ke-12 pemain Italia Giorgio Ferrini menekel keras Honorino Landa sehingga dikeluarkan wasit. Tapi, Ferrini ogah keluar, karena ia beralasan Landa tidak diberi sanksi.

Padahal, Landa menendang duluan. Akhirnya, Ferrini sampai dipaksa keluar oleh polisi. Situasi sudah tidak kondusif lagi.

Landa lalu memukul pemain Italia yang lain, tapi ia tetap tidak dikeluarkan. Pemukulan juga dilakukan Leonel Sanchez (Chile) pada Mario David, dan ia juga tidak dikeluarkan. Wasit (Ken Aston dari Inggris) benar-benar sudah berat sebelah.

Namun, saat David balas menendang kepala anak petinju itu (bapaknya Sanchez petinju profesional), ia dikeluarkan. Italia jelas dongkol sekali.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar Dianggap Jadi Yang Paling Kontroversial Sepanjang Sejarah, Mengapa?

Pada babak kedua, Sanchez kembali berulah. Dia menonjok hidung Humberto Maschio sampai patah. Tapi, ia tetap tidak dikeluarkan wasit.

Karena begitu parahnya kekerasan dalam pertandingan, akhirnya laga Italia versus Chile ini dikenang sebagai Pertempuran Santiago. Dalam pertandingan itu sendiri Italia yang hanya diperkuat dengan 9 pemain, menyerah 0-2 atas Chile.

2.. Piala Duni 1958
Pada piala dunia 1958 di Swedia, peristiwa yang mirip Pertempuran Santiago juga terjadi saat pertandingan kualifikasi antara Irlandia Utara melawan Italia. Peristiwa yang dikenal sebagai Pertempuran Belfast ini terjadi pada bulan Desember 1957.

Saat Italia hendak bertanding melawan Irlandia Utara di Belfast, wasitnya (Istvan Zslot dari Hungaria) berhalangan hadir. Zslot terkendala cuaca saat hendak terbang dari London ke Belfast.

Baca Juga: Termasuk Ibrahimovic, Para Pesepakbola ini Tidak Cetak Gol di Piala Dunia, No 2 Kontroversial

Pengganti Zslot, Arthur Ellis dari Inggris, juga tak bisa datang. Maka, Irlandia Utara menawarkan wasit lokal, tapi Italia menolak.

Akhirnya disepakati, pertandingan diturunkan dari kualifikasi menjadi persahabatan. Sementara, pertandingan kualifikasinya sendiri dijadwalkan ulang sebulan kemudian.

Penonton yang berjumlah 40 ribuan orang di Windsor Park kesal sekali. Mereka berharap pertandingan piala dunia tapi yang akan mereka lihat ternyata hanya pertandingan persahabatan.

Pelecehan dari tribun dimulai saat kedua tim turun di lapangan. Mereka tidak menghormati lagu kebangsaan Italia.

Baca Juga: Mengapa Piala Dunia 2014 Disebut Paling Mahal dan Penuh Kontroversial? Simak Ulasannya!

Di lapangan, Juan Schiaffino dari Italia memukul Wilbur Cush dari Irlandia. Tapi, Cush tidak langsung menanggapinya.

Beberapa saat kemudian, baru lah Cush mentekel keras Schiaffino. Suasana pun menjadi panas.

Saat kiper Napoli, Ottavio Bugatti, tergeletak di tanah, Chiapella menendang punggung Billy McAdam. Penonton semakin tersulut emosinya.

Pertandingan berakhir 2-2 tapi itu bukan akhir masalah. Penonton berhamburan ke lapangan begitu peluit akhir, dan menyerang pemain Italia.

Baca Juga: 5 Rekam Jejak Kontroversial Fakarich, Guru Trading Tersangka Kasus Binary Option Indra Kenz

Tapi, ada terowongan di Windsor dan pemain Italia diselamatkan di sana. Beberapa orang mencoba mendobraknya, namun orang-orang Italia berhasil meninggalkan Irlandia Utara dengan selamat.

Pada laga kualifikasi ini, Italia sebenarnya hanya butuh seri untuk lolos ke Swedia, sedangkan Irlandia Utara butuh kemenangan.

Pertandingan ulang digelar di Windsor Park lagi pada Januari1958. Kali ini Italia kalah 1-2, sehingga Irlandia Utara melenggang ke Swedia untuk mengikuti final piala dunia pertama mereka.

3. Piala Dunia 1954
Pada piala dunia 1954 di Swiss, pemain Korea Selatan mendapat ancaman dari presidennya sendiri, Syngman Rhee saat menghadapi Jepang. Rhee wanti-wanti pada skuatnya untuk tidak kalah dengan Jepang.

Baca Juga: Kontroversi! Kutukan Gol Hantu Sulley Muntari Untuk Juventus di Liga Champions

Waktu itu antara Korea Selatan dan Jepang memang sedang terjadi rivalitas yang sangat kuat. Jepang pernah menjajah Korea sehingga Rhee masih antipati sama Jepang.

Rhee mengancam pemainnya akan dicemplungkan ke laut jika kalah. "Siap-siap nyemplung ke laut jika keok," begitu ancamnya.

Entah takut dicemplungkan ke laut atau tidak, ancaman itu cukup ampuh memotivasi pemain Korea Selatan. Mereka bertanding mati-matian dan berhasil mengalahkan Jepang dengan skor telak 5-1.

Selamatlah mereka dari hukuman Rhee. Apalagi, pada leg kedua di Tokyo, Korsel berhasil menahan imbang Jepang 2-2 sehingga mereka bisa tampil untuk yang pertama kalinya di piala dunia di Swiss.

Baca Juga: Kontroversi Gol 'Tangan Tuhan' Maradona di Piala Dunia 1986, Sebenarnya Sengaja Atau Tidak?

4. Piala Dunia 1950
Pada piala dunia 1950 di Brasil, sejumlah suporter Brasil bunuh diri massal karena tak kuat menanggung malu saat timnya kalah melawan Uruguay di babak final.

Peristiwa ini terkenal dengan sebutan tragedi Maracanazo karena terjadi pada stadion Maracana di Rio de Janeiro Brasil.

Kejadian ini bermula dari sikap Brasil yang terlalu percaya diri. Mereka memang tampil bagus di babak penyisihan dan tinggal membutuhkan hasil draw melawan Uruguay untuk menjadi juara dunia.

Mereka memandang remeh Uruguay yang hanya punya 3 poin (hasil dari menang tipis 3-2 atas Swedia dan seri 2-2 melawan Spanyol). Sementara, Brasil unggul telak 7-1 atas Swedia dan 6-1 atas Spanyol.

Baca Juga: Penuh Kontroversi! Inilah 3 Pesepakbola Paling Dibenci Penggemar, Akan Tampil di Piala Dunia 2022?

Waktu itu sistem yang dipakai adalah round-robin pada putaran final. Dimana, 4 negara bertarung mengumpulkan poin terbanyak untuk menjadi juara.

Brasil di atas kertas calon juara, karena statistik menunjukkan mereka memang unggul jauh dibanding Uruguay. Maka, persiapan penyambutan juara dunia pun dilakukan pemerintah setempat.

Spanduk kemenangan dipasang dimana-mana. Hadiah uang sebesar 10 ribu pound sudah dipersiapkan untuk para anggota skuat.

Walikota Rio de Janeiro, Angelo Mendes, bahkan berpidato secara overconfident beberapa saat sebelum pertandingan. "Kurang dari 2 jam lagi kalian akan menjadi juara dunia. Laju kalian tak terbendung. Siapa nih yang akan saya kasih selamat pertama kali," katanya jumawa.

Baca Juga: 5 Negara Ini Jadi Kandidat Pemenang Piala Dunia 2022 Qatar, Jagoan Messi Masuk,Tapi Cristiano Ronaldo Enggak?

Tapi, bola memang bundar. Siapa mengira Uruguay yang akan menang dan juara lagi.Awalnya, Brasil memang menekan Uruguay dan bahkan unggul 1-0 pada menit ke-46. Seluruh stadion gegap gempita.

Tapi, Uruguay berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-66. Seisi lapangan pun mendadak senyap.

Tak lebih dari 13 menit kemudian Uruguay kembali menambah gol, skor 2-1 dan bertahan sampai akhir pertandingan. Uruguay bersorak, sementara Brasil tak berhenti meratapi kesedihan.

5. Piala Dunia 1938
Pada piala dunia 1938 di Prancis, pemain Italia diancam pemimpin negaranya sendiri, Benito Mussolini. Sang diktator mengancam anggota timnasnya untuk tidak kalah melawan Hungaria pada babak final.

Baca Juga: Sayang Banget! 5 Negara Besar ini Gak Lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar, Rusia Didiskualifikasi Kenapa?

"Vincere o morire," demikian telegram yang ia kiriman. Artinya, menang atau mati.

Karena nyawa taruhannya, mau tak mau para pemain Italia berusaha tampil habis-habisan. Di lain pihak, empati juga muncul dari pihak lawan.

Kiper Hungaria, Antal Szabo, legowo saja gawangnya dijebol 4 kali oleh Italia. Sementara, Hungaria hanya mencetak 2 gol di gawang Italia.

Alhasil, Italia juara dunia untuk yang kedua kalinya dan para pemainnya terlepas dari ancaman ditembak mati.

Baca Juga: Harus Menempuh Perjalanan Berminggu-minggu, Begini Kisah Para Pemain Indonesia di Piala Dunia 1938

Komentar pihak Hungaria pun sungguh memprihatinkan. "Tak mengapa 4 gol bersarang di gawang saya. Karena, setidaknya kami sudah menyelamatkan nyawa 22 pemain Italia," kata Szabo, sedih.

Saat itu Hungaria adalah raksasa sepakbola dunia yang mestinya bisa menjadi juara dunia. Karena itu, sikap kasihan Hungaria pada timnas Italia ini betul-betul patut dihargai.

Pasalnya, hingga sekarang, Hungaria tak pernah tampil sekali pun sebagai juara dunia. Prestasi terbaik keduanya adalah juara dua pada piala dunia 1954 di Swiss. Tragis.

6. Piala Dunia 1934
Pada piala dunia 1934 Italia, diktator Italia Benito Mussolini sudah mengancam pemainnya untuk tidak kalah dari lawan-lawannya. Jadi, ancaman pada piala dunia 1938 itu bukan yang pertama.

Baca Juga: Makin Berumur Makin Subur! Gacornya Benzema Jadi Modal Timnas Perancis Pertahankan Gelar Juara Piala Dunia?

Tidak main-main, Mussolini mengancam akan menggantung semua pemain Italia jika kalah melawan Austria di semifinal. Beruntung, Italia menang 1-0 kala itu.

Pada babak final melawan Cekoslovakia, ancamannya itu diulanginya lagi. "Jika Cekoslovakia bermain fair kita juga fair, tapi jika mereka bermain kotor kita juga kotor. Dan jangan lupa, crash," kata Mussolini.

Crash yang dimaksudkan Mussolini adalah penggal kepala. Bukan main.Beruntung Cekoslovakia kalah sama Italia 0-1 saat itu. Kalau tidak, entah apa yang terjadi pada para pemain, menghadapi diktator psikopat itu.

Termasuk yang beruntung kali ini adalah Luis Monti, pemain Italia yang pada piala dunia 1930 membela Argentina. Sebelumnya, ia juga sudah pengalaman diancam hendak dibunuh pada piala dunia yang pertama.

Baca Juga: Ranking FIFA Terendah di Grup H Piala Dunia 2022 Qatar, Ghana Bakal Beri Kejutan Buat Portugal dan Uruguay

7.. Piala Dunia 1930
Pada piala dunia pertama tahun 1930 di Uruguay, pemain Argentina Luis Monti menerima ancaman pembunuhan pada babak final. Ini merupakan ancaman pembunuhan pertama bagi Monti setelah diancam juga akan dibunuh pada piala dunia tahun 1934 di Italia.

Bedanya, dia diancam akan dimatikan kalau kalah di Italia, tapi di Uruguay dia diancam akan dibunuh kalau menang. "Saat Argentina unggul 2-1, mereka (Uruguay) mengancam, jika Argentina tidak kalah, maka mereka akan membunuh saya, nenek, dan bibi saya," kata Monti.

Selain dirinya, Monti juga bersaksi pemain Argentina lain juga mendapat ancaman serupa. Khawatir keluarganya dihabisi, Monti pun pasrah tak berdaya. Akhirnya, Argentina menyerah 2-4 pada babak kedua.***

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah