JURNAL SOREANG - Negara tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar ingin Anda percaya bahwa Piala Dunia mendorong perubahan tetapi masyarakatnya yang sangat tidak toleran bersembunyi di bawah permukaan.
Betapa tidak sopannya delegasi BBC dan FIFA Norwegia ketika mempertanyakan kepada tuan rumah Piala Dunia 2022 tentang legitimasi kekhawatiran kaum LGBT atas keselamatannya di Qatar di mana homoseksualitas adalah ilegal.
Dan jangan tutupi Qatar tentang catatan pelanggaran hak asasi manusianya, pasalnya hak dan kebebasan perempuan atau perlakuan mengerikan terhadap tenaga kerjanya terus terjadi, yang sebagian besar adalah orang asing.
Diperkirakan ada 6.500 kematian pekerja dalam pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022 itu sejauh ini, belum lagi kondisi yang tak tertahankan dan korupsi upah yang menyertai proses tersebut.
Dengan latar belakang Piala Dunia ini, semua hal di atas ditambah tuduhan korupsi langsung dibantah, maka pengawasan yang masuk akal dan kemarahan kaum liberal pun bisa dimaklumi.
Menurut Hassan Al-Thawadi, sekretaris jenderal Piala Dunia Qatar, negara tuan rumah tidak perlu menyesal menjadi tuan rumah turnamen tersebut seperti dikutip Jurnal Soreang dari inews.co.uk.
Selain itu, banyak kritik yang kurang benar, klaimnya. Ini adalah respons standar para birokrat yang tidak pernah benar-benar memahami kekuatan kekuatan yang mereka keluarkan.
Di badan pengatur dunia, Qatar memiliki kaki tangan sendiri. Seperti yang diungkapkan manajer Belanda Louis van Gaal dengan cara brutalnya, ini sepenuhnya merupakan operasi komersial yang didandani sebagai program untuk perubahan sosial.