Waduh Para Pembalap MotoGP Enggan Pakai Front Ride Height Device, Kenapa?

- 12 Maret 2022, 22:48 WIB
aksi Francesco Bagnaia di sikuit Sepang, Malaysia
aksi Francesco Bagnaia di sikuit Sepang, Malaysia /Tangkap layar Instagram @pecco63

JURNAL SOREANG – Para pembalap MotoGP enggan pakai Front Ride Height Device di motornya.

Pabrikan Ducati terpantau memakai Front Ride Height Device pada tes pramusim MotoGP 2022.

Ketika Ducati muncul dengan Front Ride Height Device, selama tes musim dingin, lima pabrikan lainnya tidak terlalu antusias.

Baca Juga: Somatic Symptom Disorder: Merasa Memiliki Penyakit yang Serius, Kenali 14 Gejalanya!

Teknologi ini dapat mengatur tinggi rendah suspensi depan secara manual.

Tujuannya yakni mengurangi potensi wheelie (ban depan terangkat) serta mendongkrak akselerasi saat start maupun keluar dari tikungan.

Selain Front Ride Height Device yang bermanfaat untuk beberapa rider, alat ini juga menimbulkan masalah bagi rider lainnya.

Bahkan, bintang Repsol Honda, Marc Marquez menolak penggunaan alat tersebut.

Baca Juga: Jadi Lineup Queendom 2, Minyoung Brave Girls Positif Covid-19 Saat Persiapan Comeback, Ini Kata Agensi

"Dari sudut pandang saya, itu adalah sesuatu yang harus Anda hapus di masa depan, ” Ucap Marq Marquez dilansir dari Speedwek.

“Sebagai produsen, Anda selalu menginginkan lebih, lebih dan lebih. Dengan perangkat holeshot kami semakin cepat, namun prosedur balapan menjadi semakin sulit,” sambung Marquez.

Juara MotoGP 8 Kali itu menganggap alat ini berbahaya untuk digunakan, sebab jarak pengereman sebelum masuk tikungan akan semakin dekat, dan itu tidak masuk akal.

“Kami mencoba untuk memiliki zona run-off yang lebih besar dan lebih besar, dan kami dapat mengerem nanti dengan perangkat itu. Sangat tidak masuk akal untuk masa depan," jelasnya.

Baca Juga: Lolos Piala Dunia 2022 Qatar, Berikut Ini Momen Berpuasa Ramadhan di Korea Selatan, Simak Ada Apa Saja?

Menurut pembalap Pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, Front Ride Height Device ini membuat jalannya balapaan semakin rumit.

“Pada tahun 2019 Anda hanya perlu menekan tombol kontrol peluncuran sebelum start balapan. Sekarang Anda harus memeriksa terlalu banyak hal. itu terlalu berlebihan bagi saya,” jelas Fabio.

Bahkan Joan Mir setuju dengan pendapat Fabio Quartararo.

"Ini menjadi terlalu berlebihan. Kami semakin cepat di trek lurus, sebentar lagi kami akan mencapai 370 km/jam,” terang pembalap Suzuki itu.

Baca Juga: Dessert Arsyan MasterChef Indonesia S9 Serasa Soto Betawi, Chef Renatta: Dia Pakai Jeruk Purut Pantesan

Dengan dukungan Front Ride Height Device, memanglah membuat motor menjadi semakin kencang.

Namun trek juga harus diperhatikan, tata letak serta rute haruslah disesuaikan dengan kecepatan motor agar keselamatan pembalap juga tetap terjaga.

“Tata letak rute, di sisi lain, tidak berubah. Ini juga lebih sulit untuk membuat perbedaan dalam akselerasi.”

“Jika anda menggunakan perangkat ini, semuanya menjadi lebih mudah, tentu saja. Tapi itu mungkin bukan hal terbaik untuk keselamatan," jelas Mir.

Baca Juga: Main di A Drama Business Proposal, Ini Fakta Menarik Ahn Hyo Seop Pemeran Kang Tae Mu

Tidak semua pembalap menolak adanya Front Ride Height Device, bahkan Francesco ‘Pecco’ Bagnaia secara singkat membantah.

"Dalam kasus saya, itu hanya tombol yang harus saya tekan, jadi itu juga tidak masalah bagi saya.”

Maverick Vinales, pembalap Aprilia juga dapat memanfaatkan alat ini dengan baik.

“Saya pikir perangkat ini jauh lebih aman saat berakselerasi,”

Baca Juga: Main di A Drama Business Proposal, Ini Fakta Menarik Ahn Hyo Seop Pemeran Kang Tae Mu

“Misalnya tikungan terakhir di Austin, di mana anda berakselerasi sangat cepat, dan anda bisa mengerem lebih telat, karena roda depan memiliki daya cengram yang lebih baik,” tutup Vinales.***

Editor: Rustandi

Sumber: Speedweek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah