Akurasi Teknologi Hawk Eye di Indonesia Masters 2021 Dipertanyakan, Ini Masalahnya

- 20 November 2021, 21:04 WIB
caption: shuttlecock yang jatuh di luar garis atau out tapi hawk eye atau mata elang menyatakan sebaliknya, yakni masuk sumber: Instagram, @hkvittinghus
caption: shuttlecock yang jatuh di luar garis atau out tapi hawk eye atau mata elang menyatakan sebaliknya, yakni masuk sumber: Instagram, @hkvittinghus /

JURNAL SOREANG - Penggunakan teknologi hawk eye atau mata elang di pertandingan bulu tangkis bertujuan untuk untuk meminimalisir kesalahan yang dibuat hakim garis (linesman).

Soalnya, hakim garis kadangkala membuat keputusan shuttlecock masuk (in), padahal kenyataanya keluar (out). Begitu pula sebaliknya.

Untuk memastikan apakah shuttlecock masuk atau keluar dipergunakanlah teknologi hawk eye.

Namun, teknologi hawk eye ternyata bisa membuat membuat kekeliruan. Hal itu terlihat saat pertandingan semifinal ganda putra antara Marcus Gideon/Kevin Sanjaya versus Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia).

Baca Juga: Indonesia Master 2021, Empat Dari 11 Wakil Indonesia Lolos, Bagas-Fikri Kalahkan Fajar-Rian

Pada laga di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Sabtu, 20 November 2021),

Peristiwa bermula ketika kedudukan 20-18 untuk pasangan Malaysia. Ketika itu, Ong Yew Sin memegang servis dan ditujukan kepada Marcus Gideon.

Namun, servis Ong Yew Sin dibiarkan Marcus Gideon karena jatuh di luar garis atau out. Dalam tayangan ulang televisi terlihat jelas shuttlecock jatuh jauh di luar garis (out).

Baca Juga: 5 Fakta Tragedi Berdarah di Piala Sudirman, Dagu Atlet Bulutangkis ini Robek Hingga Darah Segar Mengalir

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah