JURNAL SOREANG - Berbicara soal olimpiade, di Indonesia tentu semua orang sudah paham jika pemberangkatan atlet ditangani oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI), sedangkan dalam pembinaannya, para atlet diwadahi oleh masing-masing induk organisasi cabang olahraga (cabor) yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Lain halnya dengan paralimpiade atau yang dikenak juga dengan Paralympic Games, di mana para atlet Indonesia dibina dan diberangkatkan oleh satu wadah yaitu National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI).
Nama NPCI di tingkat nasional saat ini memang sudah tak asing dan perhatian besar pun sudah diberikan pemerintah dan Presiden Jokowi.
Namun harus diakui, di tingkat daerah baik provinsi maupun kota/kabupaten, masih ada saja ada yang belum mengenal NPCI.
Alih-alih memberi dukungan yang setara dengan KONI, NPCI di sejumlah daerah malah belum dikenal oleh pejabat pemerintah di tingkat dinas maupun kepala daerahnya sendiri.
Meskipun tak etis mengingat NPCI juga sama-sama membawa nama daerah dan negara di setiap ajang olahraga multievent, tapi hal itu masih bisa dimaklumi.
Baca Juga: Paralympic Tokyo 2020: David Jacobs Menang, Adyos Astan dan Komet Akbar Harus Akui Keunggulan Lawan
Soalnya karena eksistensi NPCI memang boleh dibilang masih jauh lebih muda ketimbang KONI yang sudah puluhan tahun.