JURNAL SOREANG – Kembali pada 9 tahun silam di tanggal yang sama atau tepatnya 19 Mei di tahun 2012 lalu, Chelsea yang kala itu diperkuat striker Dedier Drogba, sukses memboyong tropi prestisius klub elite Eropa dengan menjadi juara Liga Champions. Pencapaian tersebut diraih oleh The Blues, setelah di partai final mengandaskan favorit juara, Bayern Munich.
Bukan partai biasa, Final Liga Champions 2012 kala itu, diwarnai dengan drama adu pinalti. Berkat penyelamatan Petr Cech dan algojo penendang terakhir Didier Drogba, Chelsea berhak atas satu trofi ‘Si Kuping Besar’ (skor 4-3).
Trofi Liga Champions tersebut merupakan penantian panjang dari Chelsea, yang saat itu dinahkodai oleh Roberto di Matteo.
Baca Juga: Chelsea Gagal Juara Piala FA, Leicester Diselamatkan Oleh VAR
Sebelum meraih trofi Liga Champions pada 2012, dua minggu sebelumnya Roberto di Matteo lebih dulu meraih trofi Piala FA. Sehingga pada musim tersebut, Chelsea mengawinkan dua trofi sekaligus.
Skenario yang sama kembali terjadi pada 2021, namun sayangnya Chelsea harus kalah di final Piala FA oleh Leicester City, dengan skor 1-0.
Sisa kesempatan Chelsea untuk meraih trofi di musim 2021 ini yaitu final Liga Champions. Di partai puncak, mereka akan menantang tim Inggris lainnya, Man City.
Partai pamungkas antara Man City vs Chelsea rencananya akan dihelat di Portugal, 30 Mei 2021 dini hari WIB.
ChelseaBaca Juga: Prediksi Final Liga Champions 2021, Pengamat Sepakbola: Chelsea Lebih Diunggulkan Secara Psikologis
Akankah sejarah bisa terulang bagi Chelsea? Tidak ada yang tidak mungkin. Meskipun sebagian pecinta bola banyak yang menjagokan Man City, dengan pelatih Pep Guardiola.
Strategi jitu yang diterapkan oleh Guardiola, membuat Man City meraih trofi Liga Inggris di musim 2021 ini.
Berbicara pemain kunci, pada 19 Mei 2012, Didier Drogba sudah tak bisa diragukan lagi menjadi pembeda saat final Liga Champions melawan Bayern Munich.
Tandukannya di menit ke-88, seketika membungkam riuhnya suporter Bayern Munich yang berada di Stadion Allianz Arena.
Baca Juga: Aguero Gagal Eksekusi Penalti Panenka, City Takluk 1-2 Atas Chelsea, Minta Maaf
Menyambut umpan Juan Mata di tiang dekat, sundulannya sukses mengoyak gawang Bayern yang dikawal oleh Manuel Neuer.
Selain Drogba, penampilan pemain Chelsea lain yang memukau yaitu sang penjaga gawang, Petr Cech.
Kiper andalan Chelsea tersebut berkali-kali menyelamatkan timnya dari kebobolan, termasuk menggagalkan tendangan pinalti dari Arjen Robben di babak tambahan waktu.
Petr Cech juga membuat penendang lawan gentar saat drama adu pinalti dimainkan. Dua penendang dari Bayern menjadi korban ganasnya Cech di bawah mistar gawang.
Jika melihat komposisi skuad Chelsea di 2021, mereka memiliki satu kiper yang juga tangguh, yaitu Edouard Mendy.
Meskipun kekuatan Mendy belum terbukti dalam drama adu pinalti, tetapi kepiawaiannya menjaga gawang Chelsea selama 90 menit penuh, tak bisa diragukan lagi.
Selain Mendy, Chelsea di musim ini mempunyai sosok pemain yang memiliki skill individu tinggi, yaitu Mason Mount.
Baca Juga: Sentuhan Magis Thomas Tuchel, 4 Bulan di Chelsea Kalahkan Pelatih Top Eropa
Kehadiran Mount beberapa kali menjadi pembeda di laga-laga penting, dan selalu berkontribusi dalam setiap laga yang dimainkan oleh Chelsea.
Akankah Mason Mount dan Edouard Mendy berhasil menjadi pemain kunci, menuglang sejarah dan membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions untuk yang kedua kalinya? Menarik untuk ditunggu.***