Ungkap Profil Stadion Kanjuruhan, Markas Arema FC yang Kini jadi Saksi Bisu Kerusuhan yang Tewaskan 125 Orang

3 Oktober 2022, 12:09 WIB
Potret stadion Kanjuruhan yang jadi identitas Malang dan Arema FC, kini jadi saksi bisu kerusuhan yang memakan 125 korban meninggal dunia /Instagram

JURNAL SOREANG - Pada 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan antara suporter Arema FC dengan aparat keamanan saat pertandingan Derby Super Jawa Timur yang dimenangkan persebaya.

Sebabkan korban jiwa meninggal sebanyak 128 Aremania dan 2 anggota polisi membuat kondisi stadion masih dalam kerusakan.

Hal ini pun jadi cerita kelam bagi Stadion Kanjuruhan yang sejak lama menjadi simbol dari Malang dan Arema.

Baca Juga: 5 Tragedi Paling Kelam Sepanjang Sejarah Sepakbola Dunia, No 3 Ternyata Sama Percis dengan Insiden Kanjuruhan

Sebelumnya disaat banyak stadion yang giat melakukan renovasi maupun membangun stadion baru.

Namun Stadion Kanjuruhan hanya terdiam membisu padahal sebelumnya stadion yang menjadi markas utama dari kesebelasan Arema FC.

Pernah ada wacana yang digembar-gemborkan akan direnovasi oleh pemerintah Kabupaten Malang namun belum ada tanda-tanda kabar baik soal itu.

Baca Juga: Link Twibbon Maulid Nabi dan Cara Menggunakannya, Klik di Sini!

Apalagi sebelumnya diperparah dengan situasi wabah virus yang melanda di dalam dan luar negeri.

Sejatinya pada tahun 2010, stadion pernah dilakukan renovasi sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011 dengan menambah daya pada pencahayaan.

Stadion Kanjuruhan dipilih Arema FC karena memiliki kapasitas yang cukup besar dan memiliki daya tampung sekitar 40.000 lebih penonton.

Baca Juga: Tragedi Olahraga Kanjuruhan Malang! Ini yang Dilakukan Polresta Bandung Bersama Ratusan Bobotoh, Mau Tahu?

Sementara berbeda dengan stadion di kota Malang lainnya yaitu Stadion Gajayana yang hanya memiliki kapasitas 28000 penonton dan identik dengan Persema Malang.

Di markas Singo Edan ini dibangun pada tahun 1997 dengan menghabiskan dana tak kurang dari Rp35 miliar.

Pada saat itu Stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 9 Juni 2004.

Baca Juga: Sejumlah Klub Raksasa Dunia Turut Berduka Cita Atas Tragedi Arema FC VS Persebaya, Ada MU Hingga Barcelona

Nama stadion ini berasal dari Kerajaan Kanjuruhan, kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-6 di wilayah Malang sekarang.

Saat pembukaan digelar pertandingan kompetisi Divisi Satu Liga Pertamina tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1–0.

Kualitas rumput Stadion juga cukup baik, luas lapangan dengan ukuran lapangan 105 meter kali 68 meter.

Baca Juga: Kapolri Janji Bongkar Tragedi Arema FC VS Persebaya dengan Tim Reserse Kriminal, Berikut Penjelasannya

Rumput Kanjuruhan memiliki komposisi berjenis Lamuran campuran dari lokal dan impor.

Stadion ini juga didukung dengan daya penerangan sekitar 1300 lux dengan rincian 20 lampu setiap tiangnya.

Dan untuk fasilitas sendiri Stadion ini terbilang cukup lengkap, Kanjuruhan dilengkapi dengan ruangan Media center, loket karcis, ruang penjaga, mushola, ruang wasit, ruang fitness, ruang ganti pemain dan juga ruang pemanasan.

Baca Juga: Baim Wong Unggah Ungkapan Dukacita Tragedi Olahraga Arema Kanjuruhan Malang, Warganet: Jangan Jadikan Konten!

Stadion Kanjuruhan memiliki luas sekitar 3,5 hektar dengan cuaca yang sejuk.

Masyarakat Malang biasanya menggunakan Stadion ini untuk olahraga dan kegiatan lainnya.

Stadion Kanjuruhan tentu sudah sangat melekat dengan nama Aremania salah satu kelompok suporter besar di persepakbolaan Indonesia.

Baca Juga: 5 Tragedi Paling Kelam Sepanjang Sejarah Sepakbola Dunia, No 3 Ternyata Sama Percis dengan Insiden Kanjuruhan

Kini setelah diakuisisi oleh pengusaha Gilang Juragan 99 Stadion Kanjuruhan Malang pada tercatat dipercantik oleh dirinya.

Pengelolaan Arema FC pun nampak sehat dan dualisme di tubuh Arema FC kini sudah saling rangkul dengan mengurangi ketegangan dualisme sebelumnya.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler