JURNAL SOREANG- Menjadi pesepakbola merupakan salah satu profesi yang paling menjanjikan, terutama di kawasan Eropa.
Untuk pemain sepak bola yang berkategori bintang, mereka bisa meraup miliaran hanya dengan satu pekan.
Hal tersebut, mereka dapatkan hanya dari gaji saja, belum dari sektor endorsment. Dimana mereka sering berperan sebagai brand ambassador.
Baca Juga: 5 Pemain Timnas Brasil dengan Nilai Pasar Termahal di Piala Dunia, Ada yang Rp1,61 triliun
Akan tetapi, butuh usaha keras bagi mereka untuk mencapai level saat ini. Bahkan, tidak jarang mereka berasal dari keluarga tidak mampu.
Banyak diantara mereka sewaktu masih kecil tidak mampu hanya untuk sekedar membeli sepatu bola.
Inilah 5 pemain top dunia yang berhasil bangkit dari kemiskinan.
Baca Juga: Ingin Pensiun di Persib Tapi Ardi Idrus Keluar dari Persib Bandung, Ini Penyebabnya
1. Alexis Sanchez
Alexis Sanchez terlahir dari keluarga yang tidak mampu, bahkan sejak kecil Alexis Sanchez sudah ditinggal oleh sang ayah.
Ibunya Alexis Sanchez bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah dimana Sanchez, belajar.
Melihal hal tersebut, Alexis Sanchez tidak tega dan ia memilih membantu sang ibunya dengan bekerja sebagai pencuci mobil.
Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Premier League Punya Fasilitas Khusus Bagi Pemain Muslim Jalani Ramadhan
Selain itu, Alexis Sanchez juga bekerja sebagai freestyler jalanan, dan sering bertarung tinju untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Kerja keras yang dilakukan oleh Alexis Sanchez tidak sia-sia. Kini, dirinya telah menjadi pesepakbola yang top.
Kini, Alexis Sanchez sudah memiliki gajih yang sangat fantastis, yakni 390,000 pounds atau, setara dengan Rp7,4 miliar per minggu.
Baca Juga: Ruben Onsu Digugat Rp 100 Miliar Soal Hak Merek Dagang oleh Benny Sujono, Berikut Kronologisnya
2. Franck Ribery
Sejak masa remaja, Franck Ribery dikenal sebagai pemuda yang sangat tangguh.
Disela-sela kesibukannya bermain bola, Franck Ribery kerap membantu ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan.
Bahkan, saat tengah membagu ayahnya, Franck Ribery sudah terikat kontrak dengan klub asal Prancis.
Baru, ketika memutuskan untuk bergabung bersama tim lain pada musim panas 2004, perekonominan Franck Ribery mulai terdongkrak.
Semenjak itu, Franck Ribery menyuruh sang ayah untuk berhenti bekerja sebagai kuli bangunan.
3. Angel Di Maria
Sejak masa anak-anak, Angel Di Maria sudah membatu sang ibu yang bekerja di tambang batu bara.
Kala itu, Angel Di Maria tidak sendirian ia ditemani saudar permpuannya, yakni Vanessa dan Efelin.
Disela-sela kesibukannya membantu ibu, Angel Di Maria kerap memperlihatkan skill kemampuan sepakbolanya.
Padahal, Angel Di Maria tengah berusia 4 tahun. Suatu hari, seorang pemandu bakat dari Rossario Sentral kebetulan melihat Angel Di Mario yang tengah mendrible bola.
Saat itu, Angel Di Maria tengah membela klub lokal bernama, Torrito. Pemandu bakat tersebut, tertarik untuk memboyong Angel Di Maria ke klubnya.
Akhirnya, kesepakatan disetujui, dengan catatan, Pihak Rossario Sentral memberikan 35 bola sebagai penebus nya.
4. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic dikenal sebagai seorang anak yang sangat nakal, ia gemar mencuri dan mabuk-mabukan.
Baca Juga: Dulu Dielu-elukan Kini Ronaldo Dianggap Beban Manchester United, Sungguh Terlalu!
Beruntung, skill bola menterang yang dimilikinya membuat Zlatan Ibrahimovic sudah masuk ke tim senior Malmo, ketika usianya baru 15 tahun.
Meski sudah memiliki pendapatan yang lumayan, Zlatan Ibrahimovic berpikiran bahwa sepak bola bukanlah pilihan hidupnya.
Alhasil, dirinya sempat bekerja di pelabuhan sebelum akhirnya sang pelatih membujuk untuk kembali menjadi seorang pesepakbola.
Keputusan yang diambilnya, bisa dibilang sangatlah tepat, karena Zlatan Ibrahimovic tumbuh menjadi salah satu legenda sepakbola Swedia.
5. Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo kecil, tumbuh di Funchal, Madeira, Portugal. Keluarga Cristiano Ronaldo jauh dari kata bahagia.
Sang ayah saat itu, sangat gemar mabuk-mabukan sehingga Cristiano Ronaldo kecil sering menjadi korbannya.
Akan tetapi, sang Cristiano Ronaldo memiliki tekat yang sangat kuat ingin menjadi pesepakbola yang sukses.
Pada usia 12 tahu, Cristiano Ronaldo pergi meninggalkan Madeira untuk menimba ilmu di Akademi Sporting Lisbon.
Namun, semuanya tidak berjalan lancar. Cristiano Ronaldo sempat menjadi bahan cemoohan teman-temannya.
Baca Juga: Waduh! Cristiano Ronaldo vs Diego Simeone: Perang Selebrasi dan Balas Dendam
Tak hanya itu, sang guru pun kerap mengejek dirinya. Akan tetapi tingkat kesabaran yang dimilikinya Cristiano Ronaldo sangat tinggi.
Akhirnya, ia tumbuh sebagai mega bintang yang hingga saat ini menjadi pemain Top dunia.***