JURNAL SOREANG - Kecanggihan teknologi semakin banyak memengaruhi sepakbola, yang terbaru kabarnya akan diterapkan di ajang Piala Dunia 2022 Qatar.
Teknologi baru tersebut adalah wasit robot, perangkat yang diharapkan menjadi salah satu perangkat resmi pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.
Namun, sebelum langsung diaplikasikan di Piala Dunia 2022 Qatar, wasit robot akan dijajal di turnamen Piala Dunia antarklub pada Februari 2022 ini.
Baca Juga: Tereliminasi paling awal, April Masterchef Indonesia Season 9 Banjir Dukungan Netizen
Meski begitu, wasit robot sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia olahraga.
Tenis, bisbol, hingga senam bahkan sudah lebih dulu menerapkan perangkat ini dalam pertandingannya.
Nantinya, robot wasit ini akan bertindal seperti halnya Hawe-Eye dalam permainan Tenis di mana perangkat tersebut bertugas melacak pergerakan bola.
Baca Juga: Final Piala Afrika ke Tiga, Akankah Era Sadio Mane Jadi Generasi Pertama yang Bawa Senegal Juara?
Dalam sepakbola nantinya, wasit robot akan menjadi teknologi yang membuat keputusan offside otomatis dalam waktu setengah detik.
Sistem pelacakan anggota badan yang bergantung pada kamera khusus dipasang di atap stadion dan membuat kerangka animasi pemain melalui 29 titik data, akan mempercepat pengambilan keputusan panggilan offside.
Video asisten wasit akan menerima peringatan instan dari teknologi ini yang kemudian akan segera diteruskan ke wasit di lapangan.
"Teknologinya akan memungkinkan staf ruang belakang untuk menganalisis tindakan dari sudut pandang pemain tertentu di lapangan, meneliti momen perubahan pertandingan dari sudut yang sempurna,” ujar pernyataan FIFA seperti dilansir Football London.
FIFA berharap uji coba teknologi ini di turnamen Piala Dunia Antarklub nanti bisa sesukses ketika perangkat ini dijajal di tunaemen Piala Arab lalu
Wasit robot diharapkan bisa diterapkan penuh pada waktunya untuk Piala Dunia 2022 bulan November mendatang.
"Kami sangat yakin bahwa akses ke sumber data baru ini dapat berdampak positif pada permainan dengan mengoptimalkan proses pengambilan keputusan dan meningkatkan objektivitas," ujar Johanes Holzmuller, Direktur Teknologi dan Inovasi Sepakbola FIFA.***