JURNAL SOREANG – Hampir semua tim di Liga 1 Indonesia menggunakan striker asing. Melihat dari gelaran Liga 1 tahun 2019 lalu, tidak ada satupun striker lokal yang masuk kedalam 10 jajaran top skor.
Hal tersebut telah menjadi bukti, bahwa pemain asing selalu menjadi pilihan utama bagi beberapa klub di Indonesia.
Sudah hampir tujuh tahun tak ada striker lokal yang mampu meraih gelar sebagai top skor di liga Indonesia.
Baca Juga: Simak! Penyandang Disabilitas Bisa Diterima Kerja di Amerika, Yang Penting Penuhi 2 Hal Ini
Terus kenapa hal itu bisa terjadi, dan striker lokal selalu kalah bersaing dengan pemain asing?
Ada beberapa faktor yang kemungkinan mempengaruhi hal tersebut:
1. Kepentingan Taktik
Jika melihat dari segi taktik yang sering diterapkan di Liga Indonesia, memang pemain asing sangat dibutuhkan dan diunggulkan.
Tipe-tipe striker Target Man dan Goal Getter, serta memiliki tubuh besar kekar menjadi alasan yang masuk akal jika beberapa klub Liga 1 lebih memilih striker asing.
Baca Juga: Harta Kekayaan Melimpah, 5 Artis dan Aktor Hollywood Ini Lebih Memilih Hidup Sederhana
Itu juga menjadi alasan, mengapa beberapa tim Liga 1 memburu bek-bek yang mempunyai postur tinggi besar, karena yang harus dihadapi mereka adalah striker dengan postur tubuh tinggi dan kekar.
2. Kalah Mental
Striker lokal sering kehilangan kepercayaan diri dalam persaingan, dan ketika mendapat kepercayaan untuk tampil.
Mental mereka seperti belum siap dan malah gagal menunjukan kemampuan terbaiknya, saat diberikan kesempatan bermain.
Striker lokal sering merasa terbebani dengan persaingan di lini depan, hal tersebut diprediksi menjadi melemahnya mental bermain.
Baca Juga: Ternyata Kerja di Amerika tak Perlu Ijazah dan Mahir Bahasa Inggris, Cukup 2 Hal Ini Modal Utamanya
3. Minimnya Menit bermain
Menit bermain yang kurang juga menjadi masalah kepercayaan diri pemain lokal, karena beberapa pelatih lebih suka memainkan striker asing.
Seperti pada Liga 1 tahun 2019, Marko Simic yang dimainkan dalam 32 pertandingan sukses meraih top skor dengan torehan 26 gol.
Sedangkan striker lokal seperti Titus Bonai yang bercokol di peringkat 11 dengan 13 gol dari 26 pertandingan.
Jika saja Titus Bonai bisa dimainkan secara maksimal, bukan tidak mungkin striker lokal bisa menjadi salah satu kandidat kuat peraih gelar top skor.***