Network
JURNAL SOREANG - Meski puncaknya diprediksi baru akan terjadi pada Desember nanti, fenomena La Nina dilansir sudah terjadi di sejumlah wilayah tanah air, Oktober ini. Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap fenomena yang bisa berdampak pada bencana alam tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati seusai melaksanakan rapat virtual yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Selasa 13 Oktober 2020. "La Nina puncaknya Desember 2020, sehingga kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan dalam kisaran Desember, Januari, Februari," katanya seperti dikutip Antara.
Sekalipun puncaknya diprediksi masih dua bulan lagi, Dwikorita menegaskan bahwa dampak La Nina yang mengakibatkan tingginya curah hujan, sudah terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia sejak beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ini Dalang Sebenarnya di Balik Kerusuhan Unjuk Rasa UU Omnibus Law Cipta Kerja Menurut Prabowo
Menurut Dwikorita, La Nina sendiri merupakan fenomena alam yang terjadi akibat meningkatnya suhu permukaan Samudera Pasifik Timur dan Tengah. La Nina juga menyebabkan peningkatan suhu kelembapan pada atmosfer di atas perairan, sehingga memicu pembentukan awan dan peningkatan curah hujan di kawasan tersebut.
BMKG pun memprediksi dampak La Nina Oktober ini, akan dirasakan di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera dan Papua bagian Timur. Namun Sumatera sendiri mengalami curah hujan tinggi karena kondisi topografi lokalnya.
Untuk musim hujan, BKMG melansir bahwa 73 persen wilayah akan mulai memasuknya Oktober ini. Sedangkan 27 perssen sisanya sudah memasuki musim hujan sejak September lalu seperti di Jawa Barat atau bahkan Papua dan Ambon yang sudah hujan sejak April.
Baca Juga: Alhamdulillah, Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia Hanya Sekitar Rp200.000 per Dosis
Menghadapi fenomena La Nina, Dwikorita berharap masyarakat untuk waspada dan selalu mengantisipasi kondisi cuaca. Untuk mendukung antisipasi tersebut, BMKG menyediakan data rinci sampai tingkat kecamatan, terkait prediksi cuaca selama tujuh hari ke depan.
"Jadi hari ini 13 Oktober 2020, kita bisa cek 19 Oktober bagaimana kondisi cuaca di setiap kecamatan di Indonesia. Datanya diperbarui setiap 3-6 jam dalam satu hari," kata Dwikorita.***
