Baca Juga: Alter Ego: Kesulitan Beradaptasi dengan Rekt di MPL ID S12, CeliBoy Beberkan Penyebabnya Cek di Sini
Dengan begitu, kita setidaknya mengetahui kapasitasnya, karakter, hingga kepribadiannya.
Untuk ingin mengetahui lebih lanjut karakter dan kepribadian capres, anda bisa lihat saat debat calon presiden dan cara berorasi dan menyampaikan aspirasi saat kampanye.
Selanjutnya, pahami karakter calon presiden. Caranya lihat cara mereka kampanyenya, bisa saja calon presidennya tidak jujur atau kampanye SARA atau rasis.
Di Pilpres 2019, adanya salah satu capres yang memanfaatkan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam untuk menang di Pilpres 2019. Masalahnya, mereka melakukan black campaign yang dinilai rasis atau SARA. Hal ini yang menyebabkan demokrasi tidak sehat dan pesta politik Indonesia kurang sehat.
Maka dari itulah, calon presiden saat ini harus mengutamakan visi dan misi masing-masing. Bukan saling hardik layaknya yang pernah terjadi di Filipina kemarin. Leni Roberdo, mantan orang nomor dua di Filipina mewakili Rodrigo Duterte, harus kalah dengan anak dari Ferdinand Marcos yang saat ini menjadi pemimpin Filipina.
Hal ini karena Leni Roberdo yang fokus untuk menyerang anak dari Ferdinand Marcos alih-alih kampanye kebijakannya. Hal ini ditambah dengan buzzer politik yang menjamur di media sosial.
Buzzer bisa menjadi bumerang bagi calon presiden jika mereka melakukan black campaign untuk salah satu calon presiden, meski calon presiden tersebut tidak bermaksud untuk melakukan black campaign ke salah satu lawannya.
Jangan lupa untuk menonton debat capres dan cawapres yang ada di televisi, live streaming, hingga hadir secara langsung jika ada kesempatan untuk umum untuk bisa menghadiri secara langsung debat capres dan cawapres.