Berdasarkan pengakuan dari tersangka I, hal itu dilakukan karena kurangnya peminat genre film horor dan komedi.
"Dalam perjalanannya (genre horor dan komedi) kurang mendapat peminat, akhirnya dicoba dengan pembuatan film-film yang bermuatan asusila atau adegan dewasa," jelas Ade Safri.
Akhirnya, film dewasa yang dibuat tersangka I mendapat banyak pelanggan sehingga ia sampai memproduksi sebanyak 120 judul.
Baca Juga: Nostalgia Game Super Shoot Soccer. Masih Ingat Jurusnya?
Bahkan viewer di salah satu website, sambung Ade Safri, mencapai sekitar 10.000 penonton.
"Di situlah kemudian tersangka I meng-upload di tiga website dimaksud, kemudian mulai banyak pelanggan yang mengakses web," bebernya.
"Selanjutnya, tersangka I dan tersangka lainnya melakukan pembuatan film dimaksud. Sampai dengan 120 film yang diproduksi komplotan tersangka," pungkas Ade Safri.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang