"Momentum presidensi Indonesia di G20, keketuaan Indonesia di ASEAN, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM, kemanusiaan, dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia tiga tahun terakhir ini telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia," tegasnya.
Di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, Presiden Jokowi melanjutkan, Indonesia dengan Pancasila-nya, dengan harmoni keberagamannya, dengan prinsip demokrasinya mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Lembaga _think tank_ Australia, Lowy Institute, menyebut Indonesia sebagai _middle power in Asia_ dengan pengaruh diplomatik yang terus meningkat tajam.
Indonesia juga termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan _comprehensive power_.
"Dengan _international trust_ yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati, suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam bernegosiasi," tandasnya.***