Sementara, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut terjadi selepas petandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Di mana laga tersebut akhirnya dimenangkan oleh tim tamu Persebaya dengan skor akhir 2-3.
Berawal dari kekalahan tim tuan rumah, supporter Arema kemudian menyerbu ke tengah lapangan saat akhir pertandingan tersebut.
Banyaknya massa yang menyerbu dengan jumlah aparat yang tak sebanding membuat gas air mata ditembakkan untuk menghalau mereka.
Tembakan gas air mata tersebut kemudian membuat supporter panik, lari berhamburan, hingga terinjak-injak satu sama lain yang akhirnya menimbulkan ratusan korban.
Banyak korban selamat mengaku bahwa saat itu mereka terjebak oleh gas air mata, dan berusaha melarikan diri, namun jalan keluar malah dibatasi.
Bisa dibayangkan, apa yang terjadi pada anak-anak yang juga ikut menyaksikan pertandingan dan berada di tempat kejadian hari itu bersama orang tuanya.
Sehingga jumlah korban anak dalam peristiwa tersebut menjadi sorotan berbagai pihak, bahkan media-media luar.