Aturan tersebut menjadi hal yang kerap diperhatikan oleh masyarakat setempat maupun turis ketika hendak berenang di sungai Aare.
Tidak hanya itu, pengumuman atau imbauan soal sungai Aare juga mencakup kondisi sungai, suhu air sungai, dan sebagainya.
Sehingga, siapapun yang hendak berenang di sungai Aare tidak perlu mengecek langsung ke lokasi lantaran informasi yang tersedia dinilai sudah lengkap.
“Seperti yang saya saksikan selain warning di lokasi, rambu, tanda, dan sebagainya seriap saat kita juga bisa mengecek website dari pemerintah lokal pengelola sungai yang juga sering diacu oleh masyarakat,” katanya.
“Untuk mengetahui suhu, kita tidak perlu datang ke sungai untuk mengecek karena pihak pemerintah sudah menyampaikan data dan informasi yang lengkap termasuk perkiraan arus derasnya, rata-rata 180-230 m3 per detik dan itu selalu disampaikan.
Jadi saya lihat sudah banyak informasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” lanjutnya.
Muliaman Hadad mengungkapkan bahwa berenang di sungai Aare merupakan kebiasaan warga setempat, bukan hanya orang dewasa melainkan anak-anak dan balita juga turut berenang bahkan tak sedikit warga yang membawa hewan peliharaan mereka ketika berenang.
“Karena ini menjadi kebiasaan setempat, biasanya masyarakat langsung mengacu kepada sumber-sumber informasi seperti itu kalau mau berenang, karena tidak hanya orang dewasa, anak-anak sekolah bahkan anak-anak balita, ada yang berenang bersama hewan pleiharaannya,” katanya.