JURNAL SOREANG – Sejak dulu, sebutan pahlawan tanpa tanda jasa disematkan pada guru yang mengajar di sekolah formal.
Tentu, banyak guru senang menyandang sebutan tersebut. Pahlawan tanpa tanda jasa dirasakan oleh para guru tempo dulu.
Dulu, para pahlawan tanpa tanda jasa itu tetap semangat menjalani profesinya, meski dengan gaji minim.
Iwan Fals pun tergerak hatinya dengan kehidupan para pahlawan tanpa tanda jasa itu hingga, akhinya, ia merilis lagu “Oemar Bakri” yang mewakili perasaan para guru dan menggelitik hati pemerintah pada masa itu.
Baca Juga: Sejarah Menarik di Balik Hari Pahlawan, Ada Peran Besar Ulama dan Santri
Namun, muncul pertanyaan, masih relevankah sebutan tersebut disematkan pada guru-guru masa kini?
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Negeri 1 Cangkuang, Kabupaten Bandung, Drajat, S. Pd., M. M. Pd., mengajak kawan-kawan seprofesi untuk merenungkan kembali tentang predikat pahlawan tanpa tanda jasa.
Drajat menyadari bahwa kehidupan guru pada masa lalu berbeda dengan guru pada masa kini.
Sekarang, guru di sekolah formal “dimanja” pemerintah. Sebut saja dengan adanya program sertifikasi, kehidupan guru kini sejahtera.