Ternyata K.R.T Hardjonagoro memiliki kedekatan dengan keluarga keraton Solo.
Sehingga ia dapat belajar langsung dari ibunda Susuhunan Pakubuwana XII yang memiliki pola-pola batik pusaka.
Kemudian K.R.T Hardjonagoro mengembangkan pola-pola batik tersebut dengan diberinya wana baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya sehingga lahirlah “Batik Indonesia”.
Baca Juga: Hebat! Ribuan Pendamping Desa Pecahkan Rekor Dunia Menerbangkan Layang-layang Batik Terbanyak
K.R.T Hardjonagoro mendapat apresiasi tinggi atas karyanya. Setiap hela batik karyanya memiliki makna filosofis.
Selera yang baik dalam merancang pola, komposisi, warna, dan kehalusan menyebabkan batik K.R.T Hardjonagoro menjadi rebutan kaum wanita golongan atas.
Selain pakar budaya Jawa, K.R.T Hardjonagoro juga ahli keris dan pemain gamelan yang terampil. Berkat semua warisannya, pemerintah Surakarta menghormatinya dengan gelar bangsawan Panembahan Hardjonagoro.***