Network
JURNAL SOREANG-Sejak tahun 2008, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah ditunjuk oleh World Meteorological Organization (WMO) sebagai Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC-Tropical Cyclone Warning Center) yang memiliki wilayah tanggung jawab operasional Siklon Tropis mulai dari lintang 0 (ekuator) hingga 10 LS dan 90-142 BT.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, TCWC Jakarta setiap saat melakukan monitoring potensi perkembangan siklon tropis yang dapat berdampak pada potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
"Secara klimatologis, musim pertumbuhan siklon tropis di Belahan Bumi Selatan (BBS) termasuk di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator adalah pada periode bulan November hingga April," jelas Guswanto dikutip dari bmkg.go.id pada Selasa, 2 Mei 2021.
Baca Juga: Dukung Keselamatan Transportasi Udara dan Laut, BMKG Luncurkan Inovasi Ini
Ia menambahkan, area potensi pertumbuhan siklon tropis di selatan ekuator dekat wilayah Indonesia umumnya terjadi di Samudra Hindia barat daya Lampung hingga selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan perairan utara Australia.
Berdasarkan catatan BMKG, sejak tahun 2008 terdapat 11 siklon tropis yang tumbuh di wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta dan berdampak signifikan pada kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
Guswanto menyebut rincian 11 siklon tropis tersebut adalah 3 siklon tropis yang tumbuh di sekitar NTT (Kirrily, Lili, Seroja), 7 siklon tropis tumbuh di sekitar Samudra Hindia barat daya Lampung (Durga, Anggrek, Bakung, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Mangga) dan 1 siklon tropis yang tumbuh di selatan Jawa Tengah (Cempaka).
Khusus untuk wilayah NTT, dua siklon tropis yaitu Kirrily dan Seroja terjadi pada bulan April, dan satu kejadian siklon tropis Lili terjadi pada bulan Mei.
