Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II Beredar di Olshop. Fikri Faqih: Bila Tidak Dilarang Berarti Benar

- 22 April 2021, 16:46 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim menerima banyak kritikan terkait Buku Sejarah Indonesia. Ternyata buku sejarah yang banyak dipermasalahkan mudah didapatkan di toko daring.
Mendikbud Nadiem Makarim menerima banyak kritikan terkait Buku Sejarah Indonesia. Ternyata buku sejarah yang banyak dipermasalahkan mudah didapatkan di toko daring. /Kemendikbud/

JURNAL SOREANG- Wakil Ketua Komisi X DPR RI menyayangkan kamus kontroversial terbitan Kemendikbud berjudul Kamus Sejarah Indonesia Jilid I & II tetap beredar, bahkan diperjual-belikan di toko daring (online Shop).

“Padahal kata mas Menteri (Nadiem) dan Dirjen (Kebudayaan) sudah ditarik, tapi percuma karena sudah beredar di masyarakat, kecuali dilarang,” kata Fikri menanggapi polemik tersebut, Kamis, 22 April 2021.

Kamus Sejarah Indonesia Jilid I & II terbitan Kemendikbud tersebut mudah ditemui di Olshop semudah mengklik di mesin pencari di internet. “Jadi ini seperti mau menghapus kesalahan, tapi dosanya terlanjur menjalar ke mana-mana,” ucap Fikri.

Baca Juga: Dirjen Kebudayaan Tanggapi Tudingan Terkait Buku yang Belum Terbit Soal Sejarah KH. Hasyim Asy'ari

Politisi FPKS ini menyatakan, setelah sebelumnya Mendikbud dan Dirjen Kebudayaan mengakui adanya kesalahan atas penerbitan buku tersebut, sebaiknya Kemendikbud mulai melakukan pembersihan ‘dosa’. “Segera larang peredarannya, karena sangat meresahkan, bila tidak dilarang, berarti memang benar demikian isi buku tersebut” ujar Fikri.

Seperti diketahui, Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I dengan sub-judul Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II :Nation Building (1951-1998). Namun disayangkan, tokoh penting nasional yang sekaligus pendiri Nahdatul Ulama (NU) Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari tidak ada dalam entry khusus (yang disusun secara alfabetis) dalam kamus tersebut. Demikian pula dengan kiprah proklamator RI, Soekarno & M. Hatta, tidak ditemukan dalam entry alfabetis di dalam Kamus Jilid II.

Fikri mengajak semua elemen negeri ini untuk bersama meluruskan sejarah bangsa yang mulai dicemari upaya pembelokan dan penghilangan sejarah, terutama kiprah K.H Hasyim Asyhari.

Baca Juga: Kembangkan SMK, Kemendikbud Ajak Industri Reviu Kurikulum, Selama Ini Banyak Lulusan SMK Nganggur

“Bila tanpa adanya fatwa jihad dari Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari pada waktu itu, bung Tomo dan puluhan ribu rakyat Surabaya tidak mungkin bertempur gagah berani dengan satu semboyan: merdeka atau mati, karena ulama adalah tokoh paling ditaati saat itu,” kata wakil rakyat Dapil Kota dan Kabupaten Tegal serta Brebes ini.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x