Pasokan Vaksin Covid-19 Berkurang, Menkes Budi Gunadi Prioritaskan Vaksinasi Kepada Lansia

- 5 April 2021, 21:01 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. Stok vaksin menipis sehingga pemerintah prioritaskan lansia.
Ilustrasi vaksin Covid-19. Stok vaksin menipis sehingga pemerintah prioritaskan lansia. /Prasetyo bagus /Pixabay

JURNAL SOREANG – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan  saat ini stok atau pasokan vaksin Covid-19 ke Indonesia sedang berkurang. Menkes kemudian memprioritaskan penyuntikan vaksin berdasarkan risiko terpapar, terkhusus lansia (60 tahun ke atas).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin 05 April 2021, di Kantor Presiden, Jakarta.

“Kita arahkan agar disuntikkan terutama untuk para lansia dulu. Kalau ada jatah sisanya kita suntikkan ke guru, karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni, supaya Juli kita mulai bertahap bisa kita buka (pembelajaran tatap muka terbatas),” ucap Menkes Budi Gunadi, seperti dilansir JurnalSoreang.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Untuk diketahui, hingga 4 April 2021 penyuntikan vaksin COVID-19 yang dilakukan pemerintah Indonesia telah mencapai 12,7 juta vaksinasi, untuk suntikan pertama dan kedua. Jika dibandingkan dengan capaian minggu lalu, terdapat kenaikan sebesar sekitar 2,5 juta vaksinasi per minggunya.

Untuk saat ini, menurut Budi Gunadi Indonesia hanya mendapat 20 juta dosis (vaksin) per dua bulan. Berkurangnya stok dosis vaksin ini disebabkan oleh lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga (third wave), yang terjadi di beberapa negara di kawasan Eropa, Asia, maupun Amerika. Sehingga, negara-negara produsen vaksin memberlakukan embargo vaksin untuk kemudian diarahkan penggunaannya di dalam negeri masing-masing.

Baca Juga: MUI Kota Bandung Nyatakan Vaksin di Bulan Ramadhan Tidak Membatalkan Puasa, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Merasa Sehat Setelah Suntikan Kedua Vaksin Covid-19

“Akibatnya memengaruhi ratusan negara di dunia, termasuk di Indonesia. Sehingga jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis (vaksin), kita hanya bisa dapat 20 juta dosis (vaksin) atau dua pertiganya,” ucap Budi.

Budi menjelaskan, solusi dari kurangnya stok vaksin saat ini yaitu dengan cara mengatur laju vaksinasi. Salah satunya dengan memprioritaskan penyuntikan vaksin berdasarkan risiko terpapar.

Jika melihat data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menunjukkan kelompok masyarakat lanjut usia berumur 60 tahuh ke atas memiliki risiko yang tinggi jika terpapar COVID-19. Oleh karena itu, kelompok lansia akan menjadi salah satu prioritas penyuntikan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Lakukan Kunjungan Keenam sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Effendy: Tarawih dan Sholat Idul Fitri Diizinkan, Ini Syaratnya

Sementara terkait pasokan vaksin yang berkurang, Budi mengatakan pihaknya terus melakukan negosiasi dengan para produsen. Supaya pasokan vaksin dapat kembali berjalan dengan normal.

“Kita sedang negosiasi dengan produsen-produsen vaksin dan negara-negara produsen vaksin, mudah-mudahan di bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat,” ucapnya.

Budi juga mengingatkan agar masyarakat terus dan selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Jangan lupa untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan semoga kasus penularan COVID-19 terus bisa kita kendalikan,” tutupnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah