Tak Mampu Memaksimalkan Gabah Petani, Dedi Mulyadi Sebut Kinerja Bulog Tidak Jelas

- 25 Maret 2021, 12:01 WIB
Petani menebarkan pupuk  demi hasil panen yang maksimal. Dedi Mulyadi menyoroti kinerja Bulog yang membingungkan. Di saat mampu impor, namun tak sanggup menjual. Dedi melihat banyak beras membusuk di gudang.
Petani menebarkan pupuk demi hasil panen yang maksimal. Dedi Mulyadi menyoroti kinerja Bulog yang membingungkan. Di saat mampu impor, namun tak sanggup menjual. Dedi melihat banyak beras membusuk di gudang. /dok PRMN/

JURNAL SOREANG - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyebut perusahaan BUMN Bulog telah gagal dalam memanfaatkan gabah petani local.

Menurut Dedi Mulyadi ketidakmampuan Bulog saat ini tak mampu menyerap gabah petani juga berdampak pada kemampuan tengkulak dalam menjual gabah petani.

"Banyak tengkulak yang baru bisa membayar setelah penjualan. Sehingga ada titik waktu banyak para petani kecil yang mengalami kekosongan keuangan karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi, Kamis, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Terjadinya Bencana Banjir dan Longsor Di Kabupaten Bandung, Berikut Keterangan Kalak BPBD

Baca Juga: Jadwal Acara TV: RCTI Kamis 25 Maret, Ikatan Cinda Pindah Jam Tayang

Selain itu, Dedi menilai Bulog telah gagal dalam memaksimalkan hasil gabah petani lokal karena terlalu berate-hati.

Hal tersebutlah yang membuat Bulog sering membeli beras dari petani dengan harga di bawah tengkulak.

Sebagai contoh, tengkulak membeli gabah dari petani sehrga Rp 4.200 per kilogram. Di sisi lain, Bulog membeli dari petani degan Rp 3.800 per kilogram.

Meski membeli beras di bawah harga, Dedi menilai Bulog masih tidak mampu menjual beras. Melihat masih menumpuknya stok beras lama yang tak bisa keluar dari gudang Bulog.

Halaman:

Editor: Handri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah