JURNAL SOREANG - Perubahan Ekologi media, akan berdampak negatif kepada kalangan pers.
Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menurutnya, perubahan ekologi media atas kecepatan bukan akurasi.
"Perubahan ekologi media, perubahan atas kecepatan bukan akurasi, 'clickbait' gambar, isi dan beritanya tidak sesuai, berikutnya 'news aggregator', media sosial, persoalan pandemi, dan 'pseudo journalism'," kata Moeldoko dilansir ANTARA, Minggu 7 Februri 2021.
Baca Juga: 5 Etika yang Wajib Diterapkan di Tempat Umum, Cek Ya
Hal itu, disampaikan Moeldoko dalam webinar "Jurnalisme Berkualitas: Menguatkan Keberlanjutan Profesi Wartawan dan Penerbitan Pers Guna Menyehatkan Demokrasi di Tengah Gempuran Disrupsi Digital" HPN 2021.
Ia menjelaskan, masa pandemi ini, akan terasa sekali bagaimana pengalaman KSP menghadapi situasi ini. Pertama, media "online" saat ini dikejar dengan kecepatan bukan dengan keakuratan.
"Yang paling cepat naik di situ dinilai sebagai keunggulannya ini yang sering terjadi," jelasnya.
Kedua, lanjut dia, fenomena "clickbait", judul dan isi berita tidak sesuai yang bisa menyebabkan misinformasi. Ketiga, hadirnya "news aggregator yang" membawa portal berita yang tidak menjaga kualitas dan kode etik jurnalistik.
"Ketika naik dan terbaca oleh orang dan dijadikan referensi, nah bisa disinformasi, berita lama bisa muncul lagi dan terbesar di media sosial sehingga terjadi disinformasi di masyarakat," kata dia.