JURNAL SOREANG - Buku merupakan gudangnya ilmu karena dengan membaca buku kita akan mendapatkan ilmu dan pelajaran baru.
Pada tanggal 17 Mei 2022 adalah peringatan Hari Buku Nasional, Hari nasional tersebut ditetapkan sebagai momen untuk memperingati pentingnya budaya membaca masyarakat Indonesia.
Sejarah Hari Buku Nasional atau Harbuknas berkaitan erat dengan tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yaitu 17 Mei 1980.
Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Mei 1980, dibentuklah Perpustakaan Nasional (walau masih di bawah naungan) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kala itu.
Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah sejarah hari buku nasional.
Sejarah Hari Buku Nasional
Hari Buku Nasional pertama dirayakan pada tahun 2002. Menteri Pendidikan yang menjabat di era Kabinet Gotong Royong (2001-2004), Abdul Malik Fadjar, adalah pencetus utama Harbuknas.
Baca Juga: Pantas Lionel Messi Aset Berharga PSG, Selain Skill Juga Karena Cuan
Secara khusus, beliau ingin meningkatkan minat baca dan tingkat literasi di Indonesia.
Tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan momen berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu pada 17 Mei 1980.
Alasan lainnya dari adanya sejarah Hari Buku Nasional dan peringatan Harbuknas adalah untuk meningkatkan penjualan buku di Indonesia.
Menurut data yang dilaporkan UNESCO pada 2002, tingkat melek huruf orang dewasa atau penduduk berusia di atas 15 tahun berkisar di angka 87,9 persen.
Angka ini jauh dibanding negara-negara kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).
Berdasarkan laporan (Programme for International Students Assesment) PISA yang rilis, Selasa 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara.
Baca Juga: Jelang Final Liga Champions Pelatih Liverpool Berikan Pujian untuk Real Madrid
Lalu untuk skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Perayaan Hari Buku Nasional sendiri diharapkan bisa mendongkrak semangat literasi masyarakat Indonesia untuk terus membaca dan menambah wawasan.***