PascaPermohonan Maaf Arteria Dahlan, Benarkah Masyarakat Sunda Menghargai Bahasanya? Ini Kata Sastrawan Sunda

21 Januari 2022, 17:13 WIB
Arteria Dahlan sudah memohon maaf kepada masyarakat Sunda. Selanjutnya, kata Sastrawan Sunda Tatang Sumarsono, masyarakat Sunda harus menghargai bahasa sendiri. /

 

JURNAL SOREANG – Masyarakat Sunda wajib bersyukur, karena perjuangannya menuntut permohonan maaf dari Arteria Dahlan tidak sia-sia.

“Bahasa Sunda Diusik, Urang Sunda Ngulisik” telah dibuktikan masyarakat Sunda terhadap pernyataan Arteria Dahlan yang melukai perasaan penutur bahasa Sunda.

Kini, masyarakat Sunda boleh merasa lega, karena harapan dari perjuangannya sudah dipenuhi Arteria Dahlan.

Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk DKI Jakarta dan Sekitarnya, Sabtu 22 Januari 2022

Ya, Kamis, 20 Januari 2022, akhirnya anggota DPR Arteria Dahlan memohon maaf kepada masyarakat Sunda selepas memberikan klarifikasi kepada PDIP, sehubungan dengan pernyataannya meminta kajati berbahasa Sunda diganti Jaksa Agung.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan masyarakat Sunda pasca permohonan maaf tersebut?

“Uing mah rék mikir positif waé, hikmah tina ieu kajadian téh urang Sunda bakal (tambah) ngahargaan kana basana sorangan,” kata Sastrawan Sunda, Tatang Sumarsono, dikutip Jurnal Soreang dari akun Facebook-nya, Jumat, 21 Januari 2022.

Baca Juga: Stadion Lusail Siap Menampung 80.000 Penonton Piala Dunia Qatar 2022, Begini Potret Kemegahannya

Artinya, “Saya akan berpikir positif saja, hikmah dari kejadian ini masyarakat Sunda bakal (tambah) menghargai bahasanya sendiri.”

Apa yang dimaksud dengan menghargai bahasa itu? Ia mengartikannya sebagai siap menggunakannya, karena penggunaan bahasa daerah ini dibolehkan undang-undang.

“Yang disebut menghargai di sini adalah kemauan menggunakannya, karena menurut UUD pun tidak salah menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan dalam komunikasi,” tutur Tatang Sumarsono dalam bahasa Sunda.

Baca Juga: Tak Hanya Pemain Termahal, MoSalah Juga Bertanggung Jawab Jika Mesir Gagal di Piala Afrika atau Piala Dunia

Menurut hematnya, kurang berguna meski sampai teriak-teriak jika nyatanya tidak menghargai bahasa Sunda.

“Ieu mah ceuk uing, asa kurang gunana najan awong-awongan gé, ari dina kabuktianana urang sorangan teu ngahargaan basa Sunda mah,” ujar Tatang

Artinya, “Kata saya, meskipun teriak-teriak tidak ada gunanya, jika dalam kenyataannya kita sendiri tidak menghargai bahasa Sunda.”

Baca Juga: Radang Otot Janjung Akibat Covid-19, Bek Kanada Alphonso Davies Absen di 3 Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022

“Mun ieu jalan pikiran uing salah, sok atuh pangmenerkeun,” ujarnya lagi.

Artinya, “Jika pemikiran saya salah, tolong diperbaiki.”

Ratusan fesbuker menyukai pemikiran Tatang Sumarsono tersebut, termasuk Sastrawan Sunda Godi Suwarna.

Benarkah masyarakat Sunda menghargai bahasa Sunda? Kita lihat saja, bagaimana pasca permohonan maaf Arteria Dahlan ini. ***

Editor: Handri

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler