M Qodari Ingin Jokowi-Prabowo Maju Pilpres 2024, Gus Nadir: Lebih Baik Dorong Calon yang Berkualitas

18 September 2021, 17:50 WIB
M Qodari Ingin Jokowi-Prabowo maju di Pilpres 2024, Gus Nadir: Lebih Baik Dorong Calon yang Berkualitas. /@nadirsyahhosen_official


JURNAL SOREANG - Tokoh NU Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir merespons pernyataan M Qodari yang mendukung pasangan Jokowi-Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Menurut Gus Nadir, pernyataan M Qodari yang begitu lantang ingin memasangkan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024 merupakan permainan berbahaya bagi demokrasi Indonesia.

“M Qodari ini pintar. Dia hitung langkahnya. Dia bukan anak kemarin sore,” kata Gus Nadir melalui akun Twitter-nya @na_dirs dikutip Jurnal Soreang, Sabtu 18 September 2021.

Baca Juga: Kapten Persib Bandung, Supardi pernah Cetak Gol Penyeimbang ke Gawang Bali United

“Dugaan kami, ada bakal capres yang dia (M Qodari) cegah agar gak maju nyapres dengan cara mainkan isu 3 periode,” ujar Tokoh NU itu menambahkan.

“Tapi tetap saja kami gak setuju. Ini game yang berbahaya untuk demokrasi kita. Lebih baik dorong calon yang berkualitas,” kata Gus Nadir menegaskan.

Sebagai informasi, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat ini tengah gencar menyuarakan dukungannya untuk Jokowi dan Prabowo Subianto agar bisa maju di Pilpres 2024.

Baca Juga: Frets Butuan jadi Pemain Terakhir Persib Bandung yang Cetak Gol ke Gawang Bali United

M Qodari bahkan optimistis Indonesia akan maju apabila Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto menang dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 nanti.

Menurut M Qodari, tujuan dirinya mendukung Jokowi ikut dalam ajang kontestasi 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk menghindari polarisasi di masyarakat.

Dalam pandanganya, pesta demokrasi 2024 mendatang polarisasi masyarakat akan semakin menguat dibandingkan Pilpres 2014 dan 2019 lalu.

Baca Juga: Frets Butuan jadi Pemain Terakhir Persib Bandung yang Cetak Gol ke Gawang Bali United

M Qodari menyebut tanpa keikutsertaan Jokowi di Pilpres 2024 akan terjadi sebuah dikotomi label di antara para calon yang akan maju dalam ajang tersebut.

Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Indo Barometer itu menilai akan ada masa kampanye dan propaganda para calon dengan menggunakan label tertentu seperti Pilpres sebelumnya.

Sementara itu, bila mengulas jauh ke belakang, Jokowi dan Prabowo Subianto sempat dua kali menjadi rival di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres).

Baca Juga: Bolehkah Membersihkan Bekas BAB dengan Tisu? Begini Kata Buya Yahya

Di Pilpres 2014, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla mengalahkan Prabowo Subianto yang saat itu bersanding dengan Hatta Rajasa.

Kemudian di Pilpres 2019, Jokowi yang merangkul Ma’ruf Amien kembali meraih kemenangan dari pesaingnya Prabowo Subianto yang menggandeng Sandiaga Uno.

Kalah di 2 kontestasi Pilpres, Prabowo Subianto saat ini menjadi anak buah Presiden Jokowi dan didaulat sebagai Menteri Pertahanan.

Tak hanya Prabowo Subianto, pasangannya yang kalah di Pilpres 2019 yakni Sandiaga Uno ikut menjadi anak buah Presiden Jokowi dan saat ini menempati kursi Menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif.***

Editor: Handri

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler