JURNAL SOREANG - Konflik antara satwa liar dan manusia masih kerap terjadi di Indonesia, salah satunya akibat alih fungsi lahan.
Dan tentunya atas konflik yang terjadi, satwa liar lah yang mengalami kekalahan.
Sehingga banyak penelitian mengatakan bahwa dari hal itu memicu menurunnya populasi satwa liar di Indonesia.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Gelombang 18 Di Buka, Catat Syaratnya
Baru-baru ini, tepatnya pada Sabtu 31 Juli 2021 lalu, video amatir memperlihatkan seekor orangutan jantan dewasa tengah berada di perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahan perkebunan, viral di media sosial.
Dalam video amatir berambut terlihat sejumlah warga hendak mengusir orangutan tersebut.
Namun, orangutan itu malah berupaya menyerang balik dengan cara memgejar sejumlah warga di area tersebut.
" Hoi tidak..tidak...tidak pukul kau pergi gak.." teriak seorang warga dalam video tersebut sebagaimana beredar di komunitas online Telegram.
Nampak warga pun mundur sambil mengambil momen lewat video di handphonenya.
"Iya kasiah sudah lapar dia," kata warga lainnya menyahut.
Diketahui, perkebunan kelapa sawit tersebut milik PT. TBP yang berada di Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Melihat kasus-kasus sebelumnya orangutan kadang dianggap hama.
Bahkan tidak sedikit Orangutan atau satwa liar lainnya kerap ditembak dan dibunuh oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut terkait nasib orangutan tersebut.
Perlu diketahui, para peneliti sepakat bahwa menurunnya populasi satwa liar di alam sehingga memicu kepunahan antara lain disebabkan boleh beberapa faktor.
Fakto-faktor tersebut diantaranya, Alih fungsi lahan, perburuan dan perdagangan satwa liar.***