Panglima TNI: Separatisme di Dunia Maya Termasuk Medsos Jadi Ancaman Jenis Baru

23 November 2020, 17:44 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. //Dok. Puspen TNI

JURNAL SOREANG- Ancaman separatisme di dunia maya dengan menggunakan media sosial menjadi ancaman baru yang harus diwaspadai. Propaganda medsos ini untuk memisahkan diri dari NKRI yang marak dilakukan. 

"Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya," kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi pembicara kunci acara Webinar "Pelatihan Sinergi Anak Bangsa dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara dari Aksi Separatisme di Dunia Maya", bertempat di Jakarta, Sabtu, 21 November 2020.

Panglima TNI mengatakan, semua yang ada di dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang lebih cepat, lebih luas, dan lebih mudah. Dampak yang ditimbulkan di dunia maya baik positif maupun negatif, ternyata dapat lebih masif dari dunia fisik.

Baca Juga: Seiring, Terjadi Peningkatan Kasus Covid-19 Di Petamburan

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," ujarnya.

Lebih lanjut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi. "Sekarang kita mengenal hastag, trending topic yang dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI juga menyampikan dalam beberapa minggu terakhir ini dunia maya di Indonesia diramaikan dengan beberapa isu yang cukup hangat.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Ikut Antarkan Jawa Barat Juara Ketiga MTQ Nasional. Ini Daftar Juaranya

"Isu-isu tersebut bila kita lihat membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak, terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain. Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat," ucapnya.

Diperlukan kesatuan pandangan dan persepsi untuk mensinergikan keselarasan dalam tindakan, kebijakan dan rencana aksi yang utuh. Menghadapi hal ini, diperlukan partisipasi lintas sektoral dan tidak mungkin hanya bisa dihadapi oleh satu instansi semata.

"Oleh karena itu, dibutuhkan langkah penanganan yang dilakukan secara komprehensif, integral dan terpadu. Diperlukan sinergi untuk negeri," imbuhnya.

Baca Juga: Menang Tipis Atas Cadiz, Real Sociedad Kokoh di Puncak Klasemen La Liga Spanyol 2020-2021

Panglima TNI berharap pelatihan ini dapat menjadi pelopor-pelopor perubahan yang akan menciptakan komunitas-komunitas positif di dunia maya.

"Ingat para pejuang dahulu mengesampingkan perbedaan dan ego kesukuan, tapi bersatu padu bahkan mengorbankan jiwa raganya demi Indonesia merdeka. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita saat ini, sebagai generasi penerus perjuangan tersebut, untuk memelihara dan menjaga semangat persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa dan negara tercinta," pungkasnya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler