Kala Fotografer Jadi Penjual Kopi Rumahan

Sam
- 29 September 2020, 20:11 WIB
Penjual  kopi rumahan, Ikbal Ramdani (kiri atas) meracik kopi sebelum disajikan kepada sejumlah pengunjung di kedai rumahan miliknya di Kampung Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (29/9/2020). Ditengah pandemi, Ikbal beralih profesi menjadi tukang seduh kopi setelah sebelumnya sebagai seorang pemotret satwa liar.
Penjual kopi rumahan, Ikbal Ramdani (kiri atas) meracik kopi sebelum disajikan kepada sejumlah pengunjung di kedai rumahan miliknya di Kampung Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (29/9/2020). Ditengah pandemi, Ikbal beralih profesi menjadi tukang seduh kopi setelah sebelumnya sebagai seorang pemotret satwa liar. /Sam/

 

 
 
 
JURNAL SOREANG.- Berbagai upaya dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhannya di masa pandemi saat ini, sekalipun harus banting stir dari profesi yang digeluti sebelumnya. Hal itu pun dialami Ikbal Ramdhani, seorang fotografer satwa liar asal Banjaran yang bermukim di Kampung Kamasan RT. 03 RW. 02, Desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung. 
 
Ikbal kini berjualan kopi rumahan yang dianggapnya sebagai salah satu solusi untuk bertahan hidup di tengah pandemi. 
Sebelumnya Ikbal berprofesi sebagai seorang pemotret satwa liar yang setiap saat selalu keluar masuk hutan untuk mencari objek foto satwa yang ditemuinya.
 
Selama ini Ia tergabung dalam sejumlah komunitas foto satwa di Indonesia, dan cukup dikenal di antara sesama pemotret satwa liar Indonesia.
 
"Sebelumnya saya aktif di sejumlah penggiat foto lingkungan dan satwa liar. Namun sejak datangnya pandemi pada bulan Maret lalu, otomatis yang tadinya biasa keluar masuk hutan, sekarang jadi terhenti akibat pandemi. Apalagi sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar di beberapa daerah, mamaksa saya berdiam diri di rumah", kata Ikbal di rumahnya, Selasa, 29 September 2020.
 
 
Namun hal itulah yang membuatnya memutar otak untuk beralih profesi demi menghidupi keluarganya. Sehingga akhirnya Ia memutuskan untuk membuka kedai kopi rumahan. 
 
Dengan sedikit keterampilan perihal meracik sajian kopi yang dimiliki sebelumnya, Ikbal mampu menyajikan kopi rumahannya ala cafe yang sekarang lagi trendi. Tapi dengan harga yang terjangkau. 
 
"Alhamdulillah, sejak mulai buka kedai awal maret lalu, para penikmat kopi mulai berdatangan, kendati yang datang baru sebatas teman-teman dekat dan tetangganya", ucap Ikbal. 
 
 
Dengan penerapan konsep kekeluargaan, Ikbal pun tidak memasang tarif untuk setiap menu kopi yang disajikannya. Hal itu sengaja Ia lakukan guna menciptakan suasana kekeluargaan diantara para penikmat kopi. 
 
"Sengaja, saya tidak memasang tarif untuk setiap menu kopi yang disajikan. Saya lebih mengedepankan kekeluargaan supaya timbul keakraban," katanya.
 
Bahkan tak jarang teman yang numpang minum kopi gratis, dan itu tidak jadi masalah. "Ya itung-itung menjalin tali silatutlrahmi", katanya.***
 

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x